Pandemi COVID-19 Picu Sebagian Besar Perempuan di AS Pilih Tak Bekerja

Banyak perempuan AS memilih untuk tidak bekerja setelah terjadinya pandemi COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Nov 2021, 16:28 WIB
Patung The Fearless Girl yang dipasangi masker terlihat di depan Bursa Efek New York selama pandemi COVID-19 di New York, Amerika Serikat, Senin (27/4/2020). Menurut Center for Systems Science and Engineering di Universitas Johns Hopkins, kasus COVID-19 di AS melampaui 1 juta. (Xinhua/Michael Nagle)

Liputan6.com, Washington D.C - Pandemi COVID-19 telah membuat banyak perempuan Amerika Serikat mengubah prioritas hidup mereka. 

Sebagian di antara para perempuan Amerika Serikat itu memilih untuk tidak kembali bekerja, dan sebagian lainnya membatasi ambisi karier. 

Mereka umumnya ingin bisa  lebih berkonsentrasi pada kehidupan rumah tangga.Perekonomian mulai kembali bergairah seiring melonggarnya banyak pembatasan terkait pandemi COVID-19. Namun, rupanya, itu tidak memicu banyak perempuan AS untuk kembali mengejar karier.

Fakta tersebut, setidaknya, tergambar jelas di kalangan perempuan pekerja kerah putih – istilah yang merujuk pada pekerjaan administratif, manajerial atau profesional untuk sebuah organisasi dan bergaji tetap. Demikian seperti dikutip dari laman VOA Indonesia, Jumat (5/11/2021).

Debra Lancaster, Direktur Eksekutif, Pusat Kajian Perempuan dan Pekerjaan di Universitas Rutgers, New Jersey, membenarkan itu.

"Saya kira banyak perempuan memang memikirkan kembali prioritas hidup mereka. Saya kira bahkan sebagian besar pekerja di negara ini melakukan itu."

Menurut Lancaster banyak hal yang mempengaruhi keputusan itu, termasuk tidak tersedianya cuti yang ditanggung perusahaan dalam urusan anak dan keluarga; belum tersedianya pra-sarana perawatan anak yang andal dan terjangkau, dan adanya kesenjangan gaji berdasarkan gender.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Perempuan Bekerja di AS

Orang-orang melewati pengunjung di luar restoran yang menawarkan layanan area outdoor di New York pada 3 Oktober 2020. Kota itu mengizinkan restoran membuat area makan outdoor hingga ke trotoar dan jalanan sebagai upaya mengatasi dampak ekonomi COVID-19 yang berkelanjutan. (AP Photo/John Minchillo)

Menurut analisis Biro Sensus AS. sewaktu pandemi mulai melanda pada musim semi 2020, sekitar 3,5 juta ibu dengan anak usia sekolah kehilangan pekerjaan, mengambil cuti atau meninggalkan pasar tenaga kerja sama sekali. Pada September tahun ini jumlah itu hanya sedikit berubah.

Biro itu mengungkapkan, dibandingkan dengan dua tahun lalu atau masa sebelum pandemi, sekitar 3,1 juta masih belum kembali bekerja.

Laporan terbaru tentang "Wanita di Tempat Kerja" dari perusahaan konsultan McKinsey & Co. ikut menunjukkan betapa banyak perempuan mengubah prioritas mereka terkait pekerjaan.

Menurut laporan itu, satu dari tiga perempuan selama setahun terakhir telah berpikir untuk meninggalkan pekerjaan mereka atau menurunkan ambisi karier mereka.

Keryn Francisco, mantan perancang proyek untuk perusahaan konstruksi North Face, adalah satu di antaranya. Sewaktu pandemi merebak, ia harus memutuskan apakah akan pindah bersama perusahaannya ke Denver dan meninggalkan keluarganya. Ia memilih untuk tidak melakukannya karena tidak bisa meninggalkan keluarganya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya