Bursa Saham Asia Menguat, Investor Menanti Rilis Data Inflasi China

Bursa saham Asia bergerak positif pada perdagangan Kamis, 14 Oktober 2021. Investor menanti rilis data inflasi China.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 14 Okt 2021, 08:47 WIB
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Kamis pagi (14/10/202!). Investor menanti rilis data inflasi China pada September 2021.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 menguat 0,47 persen, sementara itu indeks Topix sedikit berubah. Indeks Korea Selatan Kospi menanjak 0,71 persen.

Indeks Australia ASX 200 naik 0,71 persen. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melambung 0,35 persen. Bursa saham Hong Kong libur pada Kamis pekan ini.

China akan rilis data indeks harga konsumen dan produsen untuk September pada Rabu pagi. Demikian dikutip dari CNBC, Kamis pekan ini.

Di wall street, indeks S&P 500 menguat 0,3 persen menjadi 4.363,80. Indeks Nasdaq bertambah 0,73 persen menjadi 14.571,64. Indeks Dow Jones sedikit berubah di posisi 34.377,81.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Indeks Dolar AS

Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Akibat peluncuran rudal Korea Utara yang mendarat di perairan Pasifik saham Asia menglami penurunan. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Indeks dolar AS diperkirakan posisi 94,01 dari posisi sebelumnya 94,4. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 113,28 per dolar AS.

Harga minyak menguat pada jam perdagangan di Asia. Harga minyak Brent berjangka naik 0,44 persen menjadi USD 83,55 per barel. Harga minyak berjangka Amerika Serikat bertambah 0,46 persen ke posisi USD 80,81 per barel.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya