Kemenko Marves Dorong Startup Indonesia Lakukan Riset dan Bangun Kolaborasi

Kemenko Marves mengatakan para entrepreneur atau startup di Tanah Air harus berpikir bagaimana caranya menggaet pasar Indonesia yang besar dengan melakukan memanfaatkan riset

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 28 Sep 2021, 09:00 WIB
Ilustrasi Startup, Perusahaan Teknologi, Cloud, Komputasi Awan. Kredit: Freepik

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mendorong agar startup lebih melakukan research and development (R&D) atau riset dan pengembangan.

"Yang perlu kita lakukan saat ini bersama-sama adalah, bagaimana memanfaatkan pasar Indonesia yang besar oleh para entrepreneur atau startup, dengan memanfaatkan R&D, riset," kata Odo R.M. Manuhutu, Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves.

"Kemudian juga bekerja dengan dunia finansial apakah himbara atau bank lainnya dalam membangun ekosistemnya. Kuncinya di sini adalah kolaborasi dan investasi di riset," kata Odo dalam pengumuman 15 startup terpilih untuk mengikuti Startup Studio Indonesia Batch 3, Senin (27/9/2021).

Odo mengungkapkan bahwa Indonesia masih cukup lemah soal riset. Ia mengatakan, dari sekitar Rp 35 triliun yang diinvestasikan untuk R&D, lebih dari 90 persen adalah dari pemerintah.

"Artinya dunia swasta kita termasuk startup, belum begitu tertarik untuk melakukan riset. Padahal dengan melakukan riset, di situ value besarnya," kata Odo.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Kolaborasi dan Inovasi

Ilustrasi Startup (iStockPhoto)

Kemenko Marves pun berpesan agar startup tidak hanya berkolaborasi dengan sesama startup, namun juga akademisi dan masyarakat.

"Dalam melakukan kolaborasi ini, selalu berpikir bagaimana upaya kita menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat Indonesia," katanya.

Selain itu, startup juga harus bisa melakukan inovasi yang dapat berdampak langsung bagi masyarakat.

"Jadi tiga elemen ini: kolaborasi, inovasi, dan impactful outcome, yang akan membuat Indonesia menjadi besar," kata Odo.

Ia melanjutkan, di tahun 2035, Indonesia akan mengalami population dividend, di mana jumlah tenaga kerja masih relatif muda. "Jangan sampai population dividend ini tidak dimanfaatkan baik, justru dimanfaatkan negara asing lain," pesan Odo.

Odo pun memberikan contoh bagaimana Elon Musk, Jeff Bezos, dan Richard Branson yang memanfaatkan potensi space tourism dengan melakukan riset selama puluhan tahun.

"Artinya mereka melihat peluang-peluang untuk memanfaatkan teknologi melalui riset, untuk membuat pasar-pasar baru, apakah itu di industri pariwisata, ekonomi kreatif, atau ekonomi digital," kata Odo.

3 dari 4 halaman

15 Startup Terpilih untuk SSI Batch 3

Ilustrasi Startup - Kredit: rawpixel via Pixabay

Dalam kesempatan yang sama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengumumkan 15 startup yang terpilih dalam program inkubasi intensif Startup Studio Indonesia Batch 3 mulai September hingga Desember 2021.

Kelima belas startup ini sendiri dipilih melalui tahap seleksi yang ketat dari total 5.723 pendaftar Startup Studio Indonesia (SSI) Batch 3.

Mereka adalah: AturKuliner, AyoBlajar, Bicarakan, Bolu, Eateroo, Finku, FishLog, Gajiku, Imajin, Keyta, Powerbrain, KreatifHub, Sgara, Soul Parking, dan Zi.Care.

Startup Studio Indonesia sendiri hadir untuk memperkuat dan melengkapi program pemberdayaan startup digital Gerakan 1000 Startup Digital dan Nexticorn yang telah diluncurkan Kemkominfo. Melalui program ini, Kominfo menargetkan untuk mencetak 150 startup digital pada 2024.

Semuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemkominfo dalam konferensi pers, Senin (27/9/2021) mengatakan, Startup Studio Indonesia terus mengusung konsep "more brainstorming, less classes."

Ini menitikberatkan pada pembelakan ilmu dan wawasan praktis melalui sesi coaching oleh lebih dari 60 fasilitator yang merupakan praktisi startup aktif dan terkemuka.

"Sesi coaching tersebut akan fokus membahas mengenai upaya penyempurnaan produk dan model bisnis, serta peningkatan loyalitas atau retensi pengguna, sebelum startup masuk tahap ekspansi pasar," kata Semuel.

Lima belas startup terpilih akan mengikuti sesi Founder’s Camp dan 1-on-1 Coaching terkait dengan product-market-fit selama empat bulan.

4 dari 4 halaman

Infografis Bisnis Game di Indonesia

Infografis Bisnis Game di Indonesia (Liputan6.com/Deisy Rika)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya