OJK: Kredit Bisa Tumbuh 5 Persen, Asal Tak Ada Gelombang Ketiga Covid-19

OJK meyakini pertumbuhan kredit di 2021 bisa mencapai 4 sampai 5 persen

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Sep 2021, 11:46 WIB
Petugas menata tumpukan uang kertas di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Kamis (6/7). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada sesi I perdagangan hari ini masih tumbang di kisaran level Rp13.380/USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Eksekutif Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Anung Herlianto meyakini pertumbuhan kredit di 2021 bisa mencapai 4 sampai 5 persen. Meski demikian, optimistis tersebut disertai dengan ketentuan yang berlaku.

"Misalnya, kalau tidak ada serangan ketiga atau keempat dari Covid-19," ujarnya dalam webinar IDX, Selasa (21/9/2021).

Anung menerangkan, jika terjadi gelombang pandemi Covid-19 ketiga di Indonesia maka perekonomian nasional akan kembali dihadapkan pada situasi sulit. Mengingat, kembali diterapkannya kebijakan pembatasan sosial maupun ekonomi secara ketat untuk menekan laju penularan virus corona jenis baru tersebut.

Beruntung, imbuh Anung, dalam beberapa waktu terakhir penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia kian mengalami perbaikan. Walhasil, momentum tersebut direspon positif oleh perekonomi nasional dengan menunjukkan perbaikan di berbagai sektor.

"Seperti, sektor riil yang sudah mulai beraktivitas, kembali pulih," terangnya.

Oleh karenanya, Anung berharap tren penurunan kasus harian Covid-19 tersebut bisa terus dijaga oleh pemerintah dan pemangku kepentingan terkait. Sehingga, pertumbuhan kredit hingga 5 persen di tahun ini bisa terwujud.

"Mudah-mudahan tren ini terus membaik. Dengan skenario optimis kita bank itu akan melakukan ekspansi kredit di kisaran 4 sampai 5 persen," tandasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Survei BI: Permintaan Kredit Naik Tapi Masih untuk Konsumsi

Teller menghitung mata uang Rupiah di Jakarta, Kamis (16/7/2020). Bank Indonesia mencatat nilai tukar Rupiah tetap terkendali sesuai dengan fundamental. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Hasil Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan yang digelar oleh Bank Indonesia (BI) mengindikasikan penyaluran kredit baru pada Agustus 2021 meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.

Pertumbuhan kredit tersebut didorong oleh jenis penggunaan KPR dan kredit konsumsi lainnya. Sementara jenis Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi (KI) diprakirakan melambat.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan, berdasarkan kelompok bank, pertumbuhan penyaluran kredit baru pada Agustus 2021 diprakirakan terjadi pada bank umum dan Bank Pembangunan Daerah (BPD).

"Sementara penyaluran kredit pada Bank Umum Syariah (BUS) melambat," jelas dia dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (17/9/2021).

Untuk keseluruhan kuartal III 2021, penyaluran kredit baru juga diprakirakan tumbuh, meski tidak setinggi pertumbuhan triwulan sebelumnya.

Hasil survei menunjukkan, kebutuhan pembiayaan korporasi pada Agustus 2021 tetap tumbuh, meskipun melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal itu tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang1 (SBT) sebesar 0,9persen, lebih rendah dari 1,8 persen pada Juli 2021.

Sejumlah sektor seperti sektor Pertambangan, Industri Pengolahan, dan Jasa Kesehatan terindikasi memiliki kebutuhan pembiayaan yang tidak setinggi bulan sebelumnya terutama dipengaruhi oleh menurunnya kegiatan operasional.

Di sisi lain, terdapat sejumlah sektor yang terindikasi memiliki kebutuhan pembiayaan yang meningkat, yaitu sektor Real Estat, Jasa Perusahaan dan Informasi dan Komunikasi terutama untuk mendukung aktivitas operasional, membayar kewajiban yang jatuh tempo dan aktivitas investasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya