6 Fakta Menarik Terkait Emiten Bundamedik, Salah Satu Wishnutama Masuk Jajaran Komisaris

PT Bundamedik Tbk memiliki tiga pilar layanan kesehatan yakni rumah sakit dan klinik, jejaring klinik fertilitas Morula serta laboratorium Diagnos Indonesia.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 06 Jul 2021, 12:59 WIB
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bundamedik Tbk (BMHS) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (6/7/2021). Menggunakan kode saham BMHS, terdapat sejumlah fakta menarik dari emiten yang bergerak di sektor kesehatan ini.

Didirikan pada 1973, Bundamedik memiliki tiga pilar layanan kesehatan yakni rumah sakit dan klinik, jejaring klinik fertilitas Morula serta laboratorium Diagnos Indonesia.

Tak hanya layanan kesehatan, terdapat sejumlah fakta menarik yang perlu diketahui investor saat hendak investasi pada emiten ini.

Untuk lebih lengkapnya, berikut rangkuman Liputan6.com terkait lima fakta menarik PT Bundamedik Tbk, berikut daftarnya:

1. Miliki lima Rumah Sakit

Saat ini PT Bundamedik Tbk memiliki lima rumah sakit, dua klinik, 10 klinik bayi tabung dan 19 laboratorium yang tersebar di Jakarta, Depok serta Padang.

Perseroan saat ini tercatat sebagai pengelola RSIA Bunda Jakarta, RSU Bunda Margonda, RSU Bunda Padang, RSU Bunda Jakarta dan RSIA Citra Ananda dengan kapasitas tempat tidur 433 buah, 73 dokter umum, 342 dokter spesialis serta 1.758 tenaga perawat dan staf pendukung lainnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 3 halaman

Whisnutama Jadi VP Komisaris

Wisnutama (kiri) dan Faye Alund (kanan).(Liputan6.com/Yulia Lisnawati)

2. Menawarkan Layanan Kesehatan Spesialis

Dalam menjalankan usahanya, Perseroan menawarkan layanan kesehatan spesialis lengkap seperti prosedur bedah kompleks, layanan laboratorium, fasilitas radiologi dan imaging, layanan kesehatan umum, layanan diagnostik dan darurat di Indonesia.

3. Wishnutama Kusubandio Sebagai VP Komisaris

Wishnutama Kusubandio dikenal pernah menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada Kabinet Indonesia Maju (2019–2024).

Saat ini, pria berkaca mata tersebut menjabat sebagai salah satu komisaris di Tokopedia dan Telkomsel.

4. Siap Melakukan Akuisisi

Terus mengembangkan bisnisnya, perseroan dan anak perusahaan akan mengembangkan jaringannya dengan melakukan akuisisi atau membangun rumah sakit dan klinik.

Selain itu, perluasan jaringan juga dapat dilakukan melalui penambahan kapasitas misalnya dengan melakukan peningkatan sarana dan fasilitas rumah sakit dan yang sudah dimiliki.

3 dari 3 halaman

Catat Saham di BEI

Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpampang di Jakarta, Kamis (10/10/2019). Dari 10 sektor pembentuk IHSG, lima sektor saham berada di zona merah. Pelemahan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

5. Rumah Sakit Pertama yang Dimiliki

Telah cukup lama bergelut di bisnis kesehatan, rumah sakit pertama yang didirikan perseroan adalah Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Jakarta.

6.Perusahaan ke-24 yang Catat Saham di BEI pada 2021

PT Bundamedik Tbk mencatat saham dengan kode saham BMHS dan saham yang dicatatkan 8.603.416.176. Emiten pengelola rumah sakit ini sebagai perusahaan tercatat ke-24 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2021.

PT Bundamedik Tbk telah mendapatkan izin efektif penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 28 Juni 2021. Perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 620 juta saham biasa ke publik dalam rangka penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).

Mengutip laman pengumuman PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI),ditulis Selasa (6/7/2021) saham tersebut ditawarkan dengan nilai nominal Rp 20 setiap saham dengan harga penawaran sebesar Rp 340 per lembar saham.

Dengan demikian, total dana yang akan diraup dari IPO sekitar Rp 210,80 miliar. Dana hasil IPO akan digunakan untuk membeli kembali sisa obligasi perseroan dari Akasya Invesment Limited dan sisanya untuk modal kerja antara lain pembelian obat, alat medis, dan kebutuhan penunjang lainnya.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya