Sukses

Melihat Rapor Keuangan Emiten Menara Telekomunikasi pada 2023

Berikut kinerja keuangan emiten menara telekomuni sepanjang 2023. Simak ulasannya.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah emiten menara telekomunikasi telah melaporkan kinerja keuangan 2023. Kinerja keuangan menara telekomunikasi beragam sepanjang 2023, sebagian mencatatkan penurunan laba tetapi pendapatan naik.

Salah satu emiten menara telekomunikasi yang catat pertumbuhan pendapatan dan laba bersih pada 2023 yakni PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel. Pendapatan Mitratel tumbuh 11,2 persen menjadi Rp 8,59 triliun pada 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.

Bisnis penyewaan menara atau tower leasing menjadi penyumbang terbesar senilai Rp7,14 triliun, atau tumbuh 12,0%. Sementara itu, pendapatan dari segmen fiber optic terus berkembang dengan menghasilkan pemasukan Rp207 miliar. Laba bersih naik 12,6 persen menjadi Rp 2,01 triliun pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,79 triliun.

Emiten menara telekomunikasi lainnnya mencatatkan kenaikan pendapatan tetapi laba merosot pada 2023. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) membukukan pendapatan Rp 11,74 triliun pada 2023. Pendapatan tersebut naik 6,38 persen dari periode 2022 sebesar Rp 11,03 triliun.

Di sisi lain, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 5,48 persen menjadi Rp 3,25 triliun pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,44 triliun.

Demikian juga PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). Perseroan meraup pendapatan Rp 6,64 triliun pada 2023. Pendapatan Perseroan naik 1,78 persen dari 2022 sebesar Rp 6,52 triliun.

Sedangkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk merosot 4,7 persen menjadi Rp 1,56 triliun pada 2023 dari periode 2022 sebesar Rp 1,63 triliun.

Sementara itu, emiten menara telekomunikasi lainnya yakni PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENT) mencatat pendapatan Rp 2,52 triliun, naik 8,74 persen dari 2022 sebesar Rp 2,32 triliun. Selain itu, Perseroan juga menekan rugi sepanjang 2023. Rugi Perseroan susut 60,6 persen menjadi Rp 844,39 miliar pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 2,14 triliun.

Di sisi lain, PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) mencatat penurunan pendapatan dan laba pada 2023. Perseroan membukukan pendapatan Rp 955,26 miliar turun 2,36 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 978,37 miliar. Laba Perseroan merosot 29,03 persen menjadi Rp 150,49 miliar pada 2023 dibandingkan 2022 sebesar Rp 212,08 miliar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kinerja IHSG pada 1-5 April 2024

Sebelumnya diberitakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)  melemah tipis pada perdagangan 1-5 April 2024. Koreksi IHSG dinilai dipengaruhi sentimen global terutama data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan pelemahan rupiah terhadap dolar AS.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (6/4/2024), IHSG turun terbatas 0,03 persen ke posisi 7.286,88 pada pekan ini. Pekan lalu, IHSG merosot 0,83 persen ke posisi 7.288,81.

Sementara itu, kapitalisasi pasar bursa meningkat 1,67 persen selama sepekan menjadi Rp 11.887 triliun dari pekan lalu Rp 11.692 triliun.Rata-rata volume transaksi harian selama sepekan melesat 6,16 persen menjadi 15,75 miliar saham dari 14,83 miliar lembar saham dari penutupan pekan lalu.

Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian alami kenaikan tertinggi pada pekan ini. Rata-rata nilai transaksi harian menguat 10,11 persen menjadi Rp 12,41 triliun dari Rp 11,27 triliun pada pekan lalu.

Di sisi lain, rata-rata frekuensi transaksi selama sepekan terpangkas 1,28 persen menjadi 1,006 ribu kali transaksi dari 1,020 ribu kali transaksi pada pekan lalu.

Pada Jumat, 5 April 2024, investor asing jual saham Rp 3,76 triliun. Sedangkan selama sepekan, investor asing melepas saham Rp 11,41 triliun. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 16,63 triliun.

 

 

3 dari 4 halaman

Kata Analis

Head of Research PT Mega Capital Sekuritas, Cheril Tanuwijaya menuturkan, pekan ini, pasar mencermati data ketenagakerjaan JOLTS AS yang menunjukkan pasar tenaga kerja Amerika Serikat masih kuat. Akan tetapi, komentar pejabat the Federal Reserve (the Fed) memberikan ketidakpastian di pasar.

“Komentar berbagai pejabat the Fed masih variatif di mana sebagian melihat tidak perlu memangkas suku bunga pada 2024,sebagian melihat adanya peluang tersebut,” tutur Cheril saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, ketidakpastian dari the Fed membuat harga emas mencetak rekor tertinggi. "Selain itu, juga mencermati ketegangan perang di Israel dan Suriah sehingga membuat harga komoditas minyak & energi naik,” tutur dia.

4 dari 4 halaman

Prediksi IHSG

Sementara itu, Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, IHSG melemah selama sepekan ini disertai dengan aliran dana investor asing yang keluar mencapai Rp 6,2 triliun di seluruh pasar.

"Kami perkirakan pergerakan IHSG ini dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Di mana beberapa hari belakangan ini bergerak melemah, di sisi lain juga dipengaruhi pergerakan harga komoditas dunia yang cenderung menguat,” kata Herditya.

Ia mengatakan, sentimen itu berpengaruh pada emiten-emiten yang berkorelasi.

"Kemudian perdagangan minggu ini cenderung pendek dikarenakan menyambut libur Lebaran,” kata dia.

Untuk prediksi IHSG pada 16 April 2024, Herditya menuturkan, IHSG akan menguat terbatas dengan cenderung koreksi. IHSG akan berada di level support 7.261 dan resistance 7.309. IHSG menurut Herditya masih akan dipengaruhi pergerakan harga komoditas dunia dan akan dipengaruhi beberapa rilis data yakni non farm payrolls (NPF) dan inflasi Amerika Serikat serta China.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.