Sukses

Prospek Saham Transportasi Sambut Mudik Lebaran 2024

Pengamat Pasar Modal, Lanjar Nafi menyebut, momentum mudik Lebaran memiliki pengaruh signifikan terhadap saham sektor transportasi.

Liputan6.com, Jakarta - Angka mudik 2024 diperkirakan meningkat signifikan. Survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menunjukkan potensi jumlah pergerakan masyarakat pada mudik Lebaran 2024 mencapai 71,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sebanyak 193,6 juta orang.

Angka ini meningkat dibanding mudik Lebaran tahun 2023 yakni 123,8 juta orang. Sementara, puncak arus mudik tahun 2024 diprediksi akan terjadi pada 5-7 April 2024. Sedangkan puncak arus balik pada 14-16 April 2024.

Pengamat Pasar Modal, Lanjar Nafi menyebut, momentum mudik Lebaran memiliki pengaruh signifikan terhadap sektor saham transportasi. "Faktor-faktor yang mempengaruhi di antaranya permintaan tinggi, kenaikan harga tiket dan peningkatan mobilitas masyarakat. Emiten yang menarik, ASSA, BIRD, JSMR," kata dia kepada Liputan6.com, Jumat (22/3/2024).

Senada, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer menilai emiten sektor transportasi dan logistik memiliki prospek positif jelang momentum Ramadan dan Idufitri tahun ini. Sektor logistik utamanya didorong oleh penetrasi digital dan e-commerce yang semakin meningkat.

Momentum Lebaran serta dukungan pemerintah melalui investasi pada proyek-proyek infrastruktur jalan tol untuk konektivitas turut membawa angin segar untuk sektor transportasi & logistik. selain itu tingkat keyakinan konsumen juga masih cukup kuat pada awal tahun ini. Indikator tersebut juga bisa mendorong permintaan penyewaan kendaraan hingga penyedia jasa serta infrastruktur transportasi.

"Segmen jasa penyewaaan kendaraan kami nilai merupakan salah satu sektor yang cukup menarik dikarenakan kebutuhan akan mode transportasi jelang libur panjang cenderung meningkat. Ditambah lagi harga mobil baru masih tergolong cukup tinggi pada awal tahun ini," ujar Khaer.

Pada kondisi ini, Kiwoom Sekuritas Indonesia merekomendasikan saham BIRD dengan target intrinsic value di kisaran harga 2.200, ASSA trading buy dengan target harga 900.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Sektor Saham Ini Menarik Dipelototi Usai Pemilu 2024

Sebelumnya diberitakan, sentimen pemilihan umum (pemilu) dalam negeri tampaknya sudah mulai meredup, meski belum sepenuhnya mereda. Pasar kini disebut kembali mengalihkan fokusnya ke kondisi global yang lebih luas. Salah satunya yakni sinyal penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).

"Sekarang ini tema-nya paling tidak sampai semester I 2024, adalah Pemilu centris. Jadi kalau ngomong pemilu centris itu kita fokuskan yang pertama adalah konsumen," ujar Direktur Investasi BNI Asset Management, Putut Endro Andanawarih dalam temu media di Jakarta, Selasa (20/2/2024). 

Ia menilai, pertumbuhan konsumsi di dalam negeri saat ini membentuk kurva 'K'. Itu menggambarkan kelompok menengah-atas, memiliki pertumbuhan yang bagus. Sebaliknya, pertumbuhan konsumsi kelompok menengah ke bawah makin surut. Daya beli kelompok menengah atas dianggap tidak terlalu terpengaruh sentimen yang terjadi termasuk inflasi.

"Lalu sektor perbankan yang paling kita suka dan paling kita pertahankan di tahun ini. Karena suku bunga naik atau turun, yang namanya perbankan itu NIM-nya tidak akan makin jelek. Dia (bank) itu akan untung terus. Jadi kalau nanti ada penurunan suku bunga artinya akan positif," ujar Putut.

Seiring dengan penurunan suku bunga, asumsinya suku bunga pinjaman juga akan turun. Ini akan mendongkrak pertumbuhan pembiayaan, termasuk untuk hunian. Sehingga Putut memandang positif pada prospek properti.

"Properti ada, tapi saat ini masih netral. Kalau untuk komoditas itu juga netral. Untuk EBT kita mulai liat, investasinya sudah mulai kesana," imbuh Putut.

 

3 dari 5 halaman

Sektor Saham yang Bisa Dilirik pada Tahun Naga Kayu, Apa Saja?

Sebelumnya diberitakan, Tahun Baru Imlek 2024 menandai dimulainya Naga Kayu dalam astrologi China. Momentum ini diyakini juga penting untuk prediksi keberuntungan.

Khusus untuk pasar saham, CEO Arah Investasi Mandiri, Hendra Martono Liem mengatakan Tahun Naga Kayu Yang diharapkan membawa energi pembaharuan dan pertumbuhan.

"Naga melambangkan kekuatan dan transformasi. Sementara Kayu Yang menandakan pertumbuhan dan ekspansi. Diterjemahkan ke pasar modal, ini bisa berarti peluang signifikan di sektor-sektor yang berkaitan dengan teknologi, energi terbarukan, dan pendidikan, di mana inovasi dan pertumbuhan berkelanjutan menjadi kunci," kata Hendra kepada Liputan6.com, Sabtu (10/2/2024).

Meski ada potensi pertumbuhan, volatilitas pasar mungkin meningkat, terutama karena perubahan kebijakan dan ketidakpastian geopolitik. Investor bisa mencari celah untuk memanfaatkan volatilitas dan mencari peluang di tengah ketidakpastian.

Di samping itu, investor diimbau tetap menjaga diversifikasi portofolio untuk mengurangi risiko. Pada Tahun Naga Kayu, Hendra mencatat sejumlah sektor berpotensi cuan. Salah satunya teknologi dan inovasi. Dia menuturkan, sejalan dengan elemen kayu yang berkaitan dengan pertumbuhan dan ekspansi, sektor teknologi, khususnya yang fokus pada inovasi berkelanjutan, bisa berkembang.

 

4 dari 5 halaman

Sektor Saham Lainnya

Kemudian ada sektor energi terbarukan. Di mana elemen kayu juga berkaitan dengan keberlanjutan, membuat sektor energi terbarukan menjanjikan. Lalu sektor makro yang mendapat dorongan dari tren global menuju digitalisasi dan keberlanjutan. Sementara sejumlah sektor saham yang perlu diwaspadai pada Tahun Naga Kayu yakni sumber daya alam dan pertambangan.

Sektor ini mungkin menghadapi tantangan karena pergeseran global menuju energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Selain itu, yang perlu diwaspadai adalah sektor industri berat. Dengan fokus pada inovasi dan keberlanjutan, industri berat mungkin mengalami tekanan regulasi dan permintaan yang berubah.

"Menurut Bazi, elemen kayu yang berlawanan dengan logam bisa menandakan tantangan bagi sektor yang berkaitan dengan elemen logam," imbuh Hendra.

 

5 dari 5 halaman

Sektor Saham yang Menarik

Sementara Pengamat pasar modal, Hans Kwee menyebutkan sektor-sektor menarik adalah yang terkait elemen api, kayu dan logam. Untuk elemen, ada sektor teknologi dan media.

Untuk elemen kayu ada properti. Sedangkan elemen logam ada emas dan banking. Untuk saham jagoan Hans di sektor teknologi dan media, antara lain PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), dan PT Global Mediacom Tbk (BMTR).

Lalu untuk sektor properti ada saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), Puradelta Lestari Tbk (DMAS), dan Ciputra Development Tbk (CTRA) Sektor terkait emas, jagoannya ada Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan United Tractors Tbk (UNTR).

Terakhir, dari sektor perbankan ada Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI(, dan Bank Central Asia Tbk (BBCA). "Pasar saham dan reksa dana akan sangat fluktuatif. Jadi bagusnya semester I di obligasi. Baru semester II di saham, beli waktu koreksi," imbuh Hans.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini