Gagal Tumpas COVID-19, Pejabat Partai Komunis China Dicopot

Pejabat Partai Komunis China di provinsi Yunnan dicopot karena muncul kasus baru COVID-19 di wilayahnya.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 08 Apr 2021, 16:39 WIB
Orang-orang yang memakai masker untuk mengekang penyebaran COVID-19 berjalan di Beijing, China, Senin (4/1/2021). China mendesak pekerja migran untuk tetap tinggal selama liburan Tahun Baru Imlek yang biasanya menjadi migrasi manusia tahunan terbesar di dunia. (AP Photo/Andy Wong)

Liputan6.com, Ruili - Pemimpin Partai Komunis China (PKC) di provinsi Yunnan, China, dicopot dari jabatannya karena dianggap gagap melawan penyebaran COVID-19. Ia adalah Gong Yunzun yang memimpin PKC di kota Ruili.

Tercatat ada tiga penyebaran COVID-19 dalam setengah tahun terakhir di kota Ruili yang berbatasan dengan Myanmar. Penyebaran yang paling baru terjadi pada pekan lalu dengan adanya 24 kasus baru.

Dilaporkan The Straits Times, Kamis (8/4/2021), kegagalan Gong Yunzun dinilai berdampak buruk pada usaha China mencegah pandemi, serta menganggu pertumbuhan ekonomi dan sosial di Yunnan.

Pencopotan Gong Yunzun diharapkan menjadi pengingat.

Ruili telah menerapkan karantina rumah dan meluncurkan tes massal, serta vaksinasi untuk menyetop penyebarannya meluas.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Kota Ruili

Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Pada akhir Maret lalu, AFP melaporkan ada tiga kasus COVID-19 tanpa gejala berada di Ruili - kota berpenduduk lebih dari 210.000 orang. 

Menurut otoritas kesehatan di Provinsi Yunnan, kasus COVID-19 itu termasuk sejumlah warga Myanmar, berusia antara 24 dan 28 tahun.

Ruili adalah titik perlintasan utama dari Muse di negara tetangga Myanmar, yang telah mengalami peningkatan dalam kericuhan sejak kudeta militer pada 1 Februari lalu.

Hal itu juga menimbulkan kekhawatiran tentang bagaimana orang-orang dapat mengerubungi perbatasan jika kekerasan meningkat.

Pada 30 Maret 2021, otoritas kesehatan Yunnan di China memperingatkan akan "menindak keras penyeberangan perbatasan secara ilegal dan penyelenggara atau pelanggar", meskipun mereka tidak secara langsung menghubungkan wabah itu dengan pergerakan tidak teratur dari Myanmar.

3 dari 3 halaman

Infografis COVID-19:

Infografis 6 Kriteria Penyintas Covid-19 Donor Plasma Konvalesen. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya