Kepala Angkatan Darat, Udara, Laut Brasil Mengundurkan Diri Secara Bersamaan

Para kepala pertahanan dilaporkan mengundurkan diri secara bersama di masa kepemimpinan Presiden Brasil Jair Bolsonaro.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 31 Mar 2021, 13:01 WIB
Presiden Brasil Jair Bolsonaro (AP/Eraldo Peres)

Liputan6.com, Brasilia - Kepala angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara Brasil semuanya mengundurkan diri saat Presiden Jair Bolsonaro berjuang mengatasi krisis COVID-19 di masa kepemimpinannya.

Para kepala pertahanan dilaporkan mengundurkan diri sebagai protes atas apa yang mereka lihat sebagai upaya dari Bolsonaro untuk menggunakan kendali yang tidak semestinya atas militer.

Pada Senin (29/3) presiden Brasil terpaksa merombak kabinetnya setelah menteri luar negeri dan menteri pertahanan mundur ikut mundur.

Popularitas Bolsonaro telah anjlok karena tanggapannya yang menyepelekan COVID-19.

Presiden Brasil yang berkuasa sejak dua tahun lalu secara konsisten menentang tindakan karantina, dengan alasan kerusakan ekonomi akan lebih buruk daripada efek virus Corona COVID-19 itu sendiri.

Dia juga mengatakan kepada warga Brasil untuk "berhenti merengek" tentang situasi saat ini.

Hampir 314.000 orang telah meninggal karena COVID-19 di Brasil, dengan lebih dari 12,5 juta kasus yang dikonfirmasi.

Seberapa serius ini untuk Bolsonaro?

Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah Brasil bahwa kepala angkatan darat, angkatan laut dan angkatan udara mundur bersama karena perselisihan dengan presiden.

Ketiga orang itu adalah Jenderal Edson Leal Pujol, Laksamana Ilques Barbosa dan Letnan Brigadir Antonio Carlos Bermudez.

 

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Menlu Brasil Mundur

Seorang pria dengan gejala COVID-19 melakukan perjalanan dengan ambulans menuju Rumah Sakit Pemerintah Gandhi di Hyderabad, India, Jumat (17/7/2020). India melewati 1 juta kasus virus corona COVID-19 atau tertinggi ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Brasil. (AP Photo/Mahesh Kumar A.)

Mereka mengundurkan diri pada Selasa 30 Maret, sehari setelah Menteri Luar Negeri dipaksa berhenti menyusul kritik keras dari anggota parlemen.

Menlu Brasil dituduh menangani hubungan yang buruk dengan China, India, dan AS, yang menurut anggota parlemen mengakibatkan Brasil tidak memiliki jumlah vaksin Covid-19 yang mencukupi.

Menteri Pertahanan Fernando Azevedo e Silva kemudian dengan cepat mengikuti langkah menlu, mendorong perombakan kabinet.

Koresponden BBC Will Grant, mengatakan Bolsonaro sekarang menghadapi krisis politik terbesarnya sejak menjabat pada Januari 2019.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya