Rugi Rp 150 Juta per Bulan, Pengusaha Bioskop Minta Keadilan Pemerintah

Hingga kini pengusaha bioskop tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah akibat dampak pandemi Covid-19.

oleh Tira Santia diperbarui 08 Mar 2021, 17:51 WIB
Petugas membersihkan jejeran kursi Studio 1 CGV Blitz Bella Terra, Pulomas, Jakarta, Rabu (10/2/2021). Sementara untuk kategori lebih dari 150 orang harga sewa bioskop bisa mencapai kurang lebih dari Rp 1.750.000. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI), Djonny Syafruddin, mengatakan hingga kini pengusaha bioskop tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah akibat dampak pandemi Covid-19.

“Ini harus ada keadilan, bioskop itu dari zaman dulu selalu memberikan kontribusi ke kas daerah rutin. Sementara sekarang ada bantuan-bantuan stimulus ada hibah kepada kelompok-kelompok tertentu yang mungkin tidak seperti bioskop memberikan kontribusi. Itu yang saya pikir harus ada asas keadilan,” kata Djonny Syafruddin kepada Liputan6.com, Senin (8/3/2021).

Djonny sangat menyayangkan pemerintah belum memberikan stimulus untuk pengusaha bioskop. Padahal, banyak karyawan bioskop yang di-PHK dan dirumahkan dengan adanya pembatasan karena Covid-19.

“Sampai sekarang kita tidak dapat apa-apa seperak juga enggak. Banyak karyawan kita yang di-PHK dan dirumahkan, kan itu harus dibantu. Bioskop itu rugi sebulannya ada sampai Rp 150 juta per satu lokasi, ada juga yang rugi Ro 70-80 juta,” ungkapnya.

Kerugian tersebut salah satunya karena mahalnya tagihan listrik. Bahkan, tarif listrik untuk sektor usaha bioskop tidak dikurangi. Di sisi lain, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tengah memproses bantuan untuk pengusaha bioskop, tapi hasilnya nihil.

“Memang ada Kementerian Pariwisata diproses sudah 2 bulan lebih, tapi belum ada hasil. Kita sudah kirim data dan sebagainya. Mungkin di sini harus ada jalan tolnya ke Menteri Keuangan dan Presiden, barulah dikasih (stimulus),” katanya.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Dirugikan

Penonton menyaksikan film di Studio 1 CGV Blitz Bella Terra, Pulomas, Jakarta, Rabu (10/2/2021). CGV Indonesia menawarkan layanan sewa studio bioskop untuk menikmati seni dan budaya secara ekslusif tanpa kehadiran orang asing. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Lebih lanjut Djonny mengungkapkan bahwa kondisi bioskop saat ini masih memprihatinkan. Pertumbuhannya pun lambat sekali. Karena adanya black campaign yang menyebut bioskop merupakan tempat yang rentan penyebaran virus Covid-19. Padahal restoran, pesawat, dan angkutan umum lebih rentan.

“Masih memprihatinkan, lambat sekali mau pulih karena banyak faktor, orang takut ke bioskop. Karena banyak yang bicara black campaign kalau bioskop bahayalah. Padahal, bioskop itu tidak seberbahaya yang dikira. Restoran itu lebih bahaya daripada bioskop,” ujarnya.

Namun, jika pengusaha bioskop tetap tidak dibantu atau diberikan stimulus oleh pemerintah, maka keadaan lama pulih. Pengusaha bioskop optimis dengan adanya vaksinasi ini bisa mendorong industri bioskop pulih kembali.

“Tapi kita ada harapan kalau memang tidak dibantu atau belum dibantu, kalau vaksin ini berjalan bagus. Itu memberikan motivasi dan kepercayaan kembali masyarakat kepada tempat hiburan seperti bioskop,” pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya