Challenge Berkain Bersama, Siapa Bilang Pakai Kain Sehari-hari Itu Nggak Gaul?

Challenge berkain bersama menantang anak-anak muda berkreasi dengan kain koleksi sendiri untuk dipakai dalam kegiatan sehari-hari.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 08 Feb 2021, 15:04 WIB
Gerakan Berkain Bersama, memodifikasi kain untuk dipakai dalam keseharian. (dok. Instagram @swaragembira/https://www.instagram.com/p/CIh7ZaxAFa3/Muhammad Thoifur)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diunggah akun Tiktok Arawinda Kirana belakangan viral. Dalam video tersebut, ia memperlihatkan sejumlah anak muda bergaya modis dengan memodifikasi kain-kain wastra.

Ada yang dililit seperti sarung dipadu dengan kemeja bermotif. Ada pula yang menjadikannya seperti terusan bergaya kemben, lengkap dengan kalung sebagai aksesori pemanis. Bukan hanya para perempuan, tetapi juga para lelaki. Mereka melangkah ringan, menunjukkan bahwa memakai kain dalam kegiatan sehari-hari bukanlah hal merepotkan, apalagi ketinggalan zaman.

Kepada Liputan6.com, Arawinda menyebut video tersebut menampilkan situasi belakang layar ia dan teman-temannya di Swara Gembira, sebuah entitas yang memperjuangkan revolusi seni budaya Indonesia. Mereka terbiasa menggunakan kain dalam keseharian, terlebih dirinya berprofesi sebagai penari tradisional.

"Kita memakai kain udah dari sananya, bukan suatu fenomena yang kita rangkai secara artifisial untuk mengambil perhatian warganet Indonesia. Kita autentik dan genuine memang pakai kain," kata dia, Minggu, 7 Februari 2021.

Secara pribadi, Arawinda mengaku terbiasa memakai kain sejak usia 6 tahun. Kain songket Melayu dan sarung Makassar itu menjad favoritnya. Ia juga membuka diri dengan beragam kain wastra yang kaya jenis dan motif.

Selama ini, ia menyebut kain tidak membatasi geraknya, apalagi gerakan tari Bali yang dikuasainya terkenal dengan gerakan yang dinamis. Memakai kain juga tidak ribet seperti yang dibayangkan banyak orang perkotaan.

"Berkain itu memang suatu budaya yang sudah tersebar luas di Indonesia. Pergi ke daerah Bali itu, kita liat kanan kiri banyak banget yang berkain. Kita pergi Toraja, banyak berkain. Kenapa bisa fenomena banget (di media sosial)? Itu karena di Jakarta nggak ada orang yang berkain," tuturnya.

 

 

Load More

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Muncul Challenge

Gerakan Berkain Bersama, memodifikasi kain untuk dipakai dalam keseharian. (dok. Instagram @swaragembira/https://www.instagram.com/p/CHhsIebgqUp/Muhammad Thoifur)

Arawinda mengatakan berkain hampir setiap hari menjadi bentuk termudah untuk mengapresiasi seni budaya sendiri. Sejak ia mengunggah video tersebut, muncullah challenge bertagar Batik Bersama yang banyak diikuti anak-anak muda lain.

Mereka menunjukkan bahwa kain bisa dipakai untuk segala suasana, tak terbatas pada kawinan atau wisuda. "Ini menunjukan bahwa kain Indonesia itu bisa keren dan bisa dipopulerkan kembali kepada kalangan muda. Karena kita itu semua generasi penerus, jadi kita menjadikan ini sebagai standar untuk generasi berikutnya,"ucap dia.

Tanggapan positif juga dilontarkan sejumlah warganet. "Keren nih, budaya kita keren banget lhoo…," tulis salah satu warganet.

"Bayangin anak muda pada pakai fesyen dari culture Indonesia di seluruh Indonesia, pasti bakalan keren," tulis komentar netizen. (Muhammad Thoifur)

 

3 dari 3 halaman

3 Tips Cuci Kain Masker

Infografis 3 Tips Cuci Masker Kain untuk Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya