Detik-Detik Semburan Gas di Pekanbaru Hancurkan Pondok Pesantren

Pemerintah Provinsi Riau sudah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengatasi semburan gas ini. Untuk sementara, pemerintah meminta warga yang tinggal dekat dengan lokasi mengungsi.

oleh M Syukur diperbarui 05 Feb 2021, 17:00 WIB
Pemerintah Provinsi Riau sudah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengatasi semburan gas ini. Untuk sementara, pemerintah meminta warga yang tinggal dekat dengan lokasi mengungsi. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Semburan gas di galian sumur bor Pondok Pesantren Al Ihsan, Kecamatan Tenayanraya, Kota Pekanbaru, belum berhenti. Bibir galian terus menyemburkan material campuran pasir, lumpur hingga kerikil hingga Jumat sore, 5 Februari 2021.

Semburan gas bercampur lumpur ini sudah membanjiri kawasan pesantren. Sebagian bangunan sekolah, mulai dari ruang belajar tempat tinggal santri hingga rumah pengajar hancur tertimpa material semburan gas itu.

Selain bangunan, material mirip abu vulkanik juga mematikan dedaunan pohon sawit dan pohon lainnya di sekitar lokasi. Jalanan ke arah pesantren sudah mulai berdebu.

Pesantren yang sebelumnya dihuni 34 santri ini sudah kosong. Pengurus mengevakuasi santri ke pesantren induk yang juga berada di Kota Pekanbaru demi keselamatan peserta didik.

Lokasi ini hanya berjarak beberapa meter dari tempat operasional PT Energi Mega Persada EMP) Bentu. Perusahaan ini bergerak dalam bidang minyak dan gas serta memiliki sumur tak jauh dari lokasi.

Pihak perusahaan sudah memasang tanda bahaya di sekitar lokasi. Sejumlah orang berpakaian alat pelindung diri perusahaan berada di lokasi untuk mencari cara menghentikan semburan itu.

Menyebur pada Kamis siang, 4 Februari 2021, semburan itu pada malamnya mengeluarkan dentuman keras. Ini diakui salah satu warga bernama Tria kepada wartawan.

Tria mengaku tidak bisa tidur karena dentuman itu. Pasalnya suara diikuti semburan material lumpur dan batu itu terjadi beberapa kali.

"Ada yang bunyinya kayak mercon, kami gak bisa tidur karena takut ada ledakan lebih besar," kata Tria.

Tria juga menyebut nafasnya terganggu karena debu dari sumber ledakan. Apalagi debu itu mulai masuk ke rumah karena tersapu angin di udara ataupun sapuan kendaraan yang lewat.

"Sesak napas dibuatnya," ucap Tria.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi Riau sudah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengatasi semburan gas ini. Untuk sementara, pemerintah meminta warga yang tinggal dekat dengan lokasi mengungsi.

"Sekarang sudah mengeluarkan lumpur, gasnya berbahaya bagi warga sekitar," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Pemprov Riau, Chairul Riski.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya