Pangan Bukan Hanya Beras, Bos Bulog Ingin Bahan Makanan Masyarakat Tak Selalu dari Padi

Sudah mulai merintis bahan pangan lain seperti mie berbahan dasar dari sagu, singkong, ubi dan jagung.

oleh Nurmayanti diperbarui 03 Feb 2021, 12:05 WIB
Dirut Perum Bulog Budi Waseso memberi penjelasan kepada Komisi IV DPR saat rapat kerja di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta (20/6/2019). Rapat membahas RKA Kementerian dan Lembaga Tahun 2020, evaluasi pelaksanaan anggaran triwulan I dan kinerja Bulog selama tahun 2018. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta Perum Bulog sedang mengembangkan bahan pangan berbahan dasar jagung, sagu, dan singkong. Langkah ini demi memperkuat ketahanan pangan di Indonesia.

“Bahkan kita sudah mulai membuat beras berbahan dasar jagung, beras dari sagu dan singkong dengan tujuan untuk masalah ketahanan pangan, sehingga masyarakat yang biasa makan beras sudah ada pilihan lain yang bahan dasarnya bukan dari padi,” kata Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau dikenal sebagai Buwas dalam konferensi pers Penyampaian Strategi Perum Bulog Tahun 2021, Rabu (3/2/2021).

Dikatakan, Bulog tidak hanya berpikir pangan itu cuma beras. Sebab itu, pihaknya sudah mulai merintis bahan pangan lain seperti mie berbahan dasar dari sagu, singkong, ubi dan jagung.

Kenapa langkah ini dilakukan? Tujuannya untuk memberikan alternatif kepada masyarakat di masa pandemi covid-19 agar tidak kesulitan mendapatkan pangan.

“Pemahaman dan pemikiran kita di BULOG ketahanan pangan harus di bangun, seperti masalah pandemi covid-19 ini, sekarang yang utama kebutuhan pangan dan orang harus dapat pangan dengan mudah,” katanya.

 

Saksikan Video Ini

2 dari 2 halaman

Bentuk King Market

Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebagai negara agraris, sudah sepantasnya Indonesia bisa swasembada pangan melalui pengembangan berbagai komoditas yang berpotensi sangat besar untuk mendukung ketahanan pangan.

“Buktikan bahwa kita punya 5,5 juta hektar lahan sagu yang belum dikelola, kita punya lahan yang bisa memproduksi singkong atau tepung singkong, kita memproduksi jagung dimana-mana bahkan di Sulawesi, Sumatera, Ambon, Madura, itu produksi jagung banyak,” ungkapnya.

Namun masalahnya, kebanyakan jagung digunakan untuk pakan ternak bukan untuk dikonsumsi masyarakat secara berkelanjutan. Padahal sagu dan singkong, serta jagung itu rendah gluten sehingga bagus untuk Kesehatan.

“Kita mengacu pada makanan sehat dan ketahanan pangan. Ini sudah kita lakukan sehingga dalam perjalanan proses dan kerja sama dengan swasta untuk mewujudkan alternatif pangan selain beras. Insyaallah 2021 semua bisa terealisasi termasuk kita punya gudang dan toko modern yang disebut king market yang menyediakan seluruh produksi pangan dari hasil dalam negeri,” pungkasnya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya