Cerita di Balik Wanita Kolombia yang Ditemukan Hidup di Laut Setelah Hilang 2 Tahun

Video dramatis penyelamatan wanita Kolombia oleh dua orang nelayan itu sempat viral.

oleh Komarudin diperbarui 01 Okt 2020, 06:03 WIB
Wanita Kolombia yang diselamatkan oleh dua orang nelayan (Dok. Facebook/Rolando Visbal Lux)

Liputan6.com, Jakarta - Kisah orang mampu bertahan hidup di laut kembali terjadi. Kali ini dialami wanita Kolombia yang sempat dikabarkan hilang dua tahun lalu.

Wanita Kolombia tersebut secara ajaib ditemukan hidup-hidup di laut oleh para nelayan. Video penyelamatan dramatis perempuan itu sempat menjadi viral . “Puji Tuhan saya masih hidup," kata Angelica Gaitan, 46, yang ditemukan Sabtu, 26 September 2020 oleh Roland Visbal saat mengapung dua mil dari Puerto Kolombia, dilansir dari The Sun.

Dalam rekaman menakjubkan yang diambil oleh penyelamatnya, Visbal dan seorang teman bernama Gustavo terlihat mengarahkan kapal mereka ke arah wanita itu. Mereka awalnya mengira Gaitan sepotong kayu apung sampai dia mengangkat tangannya untuk memberi tanda minta tolong.

Duo pemberani ini terdengar dalam klip mencoba untuk menarik perhatian wanita itu dengan memanggil dalam bahasa Spanyol dan Inggris. Sayangnya, Gaitan tak menjawab karena kelelahan terombang-ambing selama delapan jam di lautan.

Dua nelayan itu akhirnya berhasil, dengan susah payah dengan menggunakan pelampung yang mereka lemparkan pada wanita itu. The Sun melaporkan bahwa kata-kata pertama korban setelah diselamatkan adalah, “Saya dilahirkan kembali. Tuhan tidak ingin saya mati. 

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Wanita Kolombia sedang digotong setelah ditemukan nelayan terapung di laut (Dok.Facebook/Rolando Visbal Lux)

Setelah Gaitan teridentifikasi, kisahnya yang mengerikan terungkap. Ternyata, ia telah putus hubungan dengan keluarganya dua tahun lalu, dan mereka tidak tahu di mana dia sampai sekarangm dilansir dari Fox News, Rabu, 30 September 2020.

Gaitan rupanya sempat mengalami kekerasan dalam rumah tangga. “Penganiayaan dimulai pada kehamilan pertama. Dia memukuli saya, dia melecehkan saya,” ungkap Gaitan. "Pada kehamilan kedua saya, pelecehan terus berlanjut dan saya tidak bisa menjauh darinya karena anak masih kecil."

Sayangnya, meskipun Gaitan diduga melaporkan kejadian tersebut, polisi menahan pelaku hanya selama 24 jam, setelah itu dia kembali ke rumah dan kembali menyerangnya.

Titik kritis terjadi pada September 2018 ketika, menurut Gaitan, pasangannya berusaha membunuhnya. Ia akhirnya melarikan diri dan tinggal di Barranquilla selama enam bulan. Ia kemudian memutuskan lompat ke laut.

Infografis Pandemi Belum Berakhir, Gelombang II Covid-19 Mengancam. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya