Update Corona Kamis 18 Juni: Bertambah 63, Jumlah Pasien Covid-19 Meninggal 2.339 Orang

Data update pasien virus Corona Covid-19 ini tercatat sejak Rabu, 17 Juni 2020 pukul 12.00 WIB hingga hari ini pukul 12.00 WIB.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 18 Jun 2020, 15:45 WIB
Juru Bicara Penanganan COVID-19 di Indonesia, Achmad Yurianto menyampaikan update Corona di Graha BNPB, Jakarta, Senin (31/3/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Sampai hari ini, Kamis (18/6/2020), jumlah pasien meninggal dunia akibat terinfeksi virus Corona Covid-19 masih terus bertambah.

Pada hari ini saja, ada penambahan 63 orang yang meninggal dunia karena virus Corona Covid-19 di Indonesia.

"Total keseluruhan pasien positif yang meninggal dunia sampai hari ini sebanyak 2.339 orang," ujar Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto melalui konferensi pers daring di Graha BNPB Jakarta, Kamis (18/6/2020).

Lalu, kasus positif Corona Covid-19 di Indonesia pada hari ini bertambah 1.331. Sehingga, total akumulatifnya sampai saat ini sebanyak 42.762 orang dinyatakan positif terinfeksi Corona Covid-19.

Sementara itu, kabar baik datang dari jumlah pasien sembuh Corona Covid-19 yang terus bertambah. Pada hari ini saja, bertambah 555 orang yang dinyatakan sembuh dan negatif Corona Covid-19.

Jadi, total akumulatif ada 16.798 orang di Indonesia yang berhasil melawan virus Corona Covid-19.

Data update pasien virus Corona Covid-19 ini tercatat sejak Rabu, 17 Juni 2020 pukul 12.00 WIB hingga hari ini pukul 12.00 WIB.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kunci Melawan Corona

Hari ini, 15 Mei 2020, Jusuf Kalla ulang tahun ke-78, gelaran acara pun ditiadakan di tengah COVID-19 untuk menghindari kerumunan. (Dok Palang Merah Indonesia/PMI Pusat)

Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla mengatakan kecepatan dalam bertindak dan test massal adalah kunci untuk menang melawan Corona Covid-19.

Hal tersebut disampaikannya saat bertemu dengan para ketua PMI se-Provinsi Sulawesi Selatan di Wisma Kalla, Makassar hari ini, (18/6/2020).

Menurut pria yang akrab disapa JK ini, banyak negara yang gagal dalam menghadapi Corona karena terlalu memandang enteng wabah mematikan tersebut sehingga terlambat dalam mengambil tindakan.

Selain itu tes massal penting dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penularannya dan daerah mana yang menjadi episentrum penularan wabah.

"Untuk melawan Corona ini selalu berhubungan antara kecepatan dalam bertindak dan tes. Kecepatan itu kita bisa memperlambat penularan dan tes itu untuk kita tau berapa banyak, siapa, di mana dan dengan siapa dia telah berhubungan," kata JK.

"Virus ini tidak mengenal negara maju atau pun negara miskin, bahkan negara maju yang paling banyak kena akibat memandang enteng lalu lambat dalam bertindak," lanjut dia.

Dia menegaskan, virus Corona sangat cepat penularannya. Ia memberi contoh Indonesia yang dalam waktu 3 bulan sejak pertama kali dideteksi penambahan jumlah penderita Indonesia bertambah 1.000 setiap harinya dan akan bisa bertambah banyak apabila tidak ada tindakan yang lebih konkrit.

"Yang kena sekarang 1.000 orang per hari, artinya setiap test ada 8 persen orang terdeteksi positif dan jumlah itu akan bisa terus bertambah kalau tidak ada tindakan yang lebih keras lagi," tegas JK.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya