Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Mulai Merangkak Naik Bulan Ini

Ekonomi masih akan bergerak di wilayah negatif pada kuartal II 2020.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Jun 2020, 19:10 WIB
Pekerja tengah menyelesaikan proyek pembangunam gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (27/8/2019). Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 sebesar 5,3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Tim Asistensi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Raden Pardede, memperkirakan perekonomian Indonesia mulai menyentuh level exit the bottom atau mengalami pemulihan dan bergerak naik di bulan ini. Meskipun kenyataannya, ekonomi masih akan bergerak di wilayah negatif pada kuartal II 2020.

“Di Juni, ketika mulai opening the economy bertahap, ekonomi akan mulai bergerak naik,” katanya dalam diskusi virtual di Jakarta, Selasa (9/6).

Menurut dia, pergerakan ekonomi akan tergantung pada respons kebijakan pemerintah maupun bank sentral dalam menanggulangi pandemi Covid-19. Misalnya, jaring pengaman sosial, restrukturisasi kredit, hingga pemberian bantuan kepada dunia usaha.

“Tanda-tanda naik ada saat exit di Juni, jadi program ini pada saat exit kita buka kegiatan ekonomi, maka mereka akan memerlukan dorongan-dorongan dari sisi fiskal maupun moneter,” kata Raden.

Pemulihan ekonomi, lanjutnya, masih terus berlangsung sejak bulan ini hingga adanya vaksin untuk menyembuhkan Covid-19. Namun dia tak bisa memastikan kapan ekonomi domestik akan kembali normal di kisaran 5 persen.

“Mudah-mudahan tahun depan kita dapat vaksin. Tapi ini di luar kontrol kita. Tapi butuh waktu setengah tahun, satu tahun, 2022, 2023, untuk pre-Covid-19,” tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Titik Terendah

(Foto:@Pelindo III)

Berdasarkan data perekonomian RI selama bulan lalu menunjukkan titik terendah. Seluruh sektor ekonomi terkontraksi dan mencapai level terendah.

Hal tersebut dapat dilihat dari pertumbuhan beberapa sektor bisnis. Untuk maskapai, turun 87 persen (yoy) di Mei 2020, jauh lebih rendah dibandingkan April 2020 yang terkontraksi 84 persen (yoy).

Selama Januari-Mei 2020, bisnis maskapai anjlok 49 persen (yoy), juga jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 4 persen (yoy).

Disusul bisnis hotel yang turun hingga 93 persen (yoy) di Mei 2020, semakin anjlok dari April 2020 yang juga terkontraksi 85 persen (yoy). Selama Januari-Mei 2020, bisnis hotel turun 46 persen (yoy), jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang positif 5 persen (yoy).

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya