Tangis Bahagia Warga Tiongkok Kembali Bertemu Orang Tersayang Setelah Lockdown Berbulan-bulan

Mereka adalah tenaga kesehatan, petugas polisi, dan pasien sembuh corona COVID-19 yang telah sekian lama tak bertemu orang-orang terkasih di masa lockdown.

oleh Asnida Riani diperbarui 25 Apr 2020, 20:00 WIB
Pertemuan warga Tiongkok dengan orang terkasih setelah berpisah berbulan-bulan karena penerapan lockdown. (dok. screenshot video Twitter @SCMPNews)

Liputan6.com, Jakarta - Penerapan lockdown akibat penyebaran corona COVID-19 selama kurang lebih dua bulan kiranya jadi masa penantian panjang warga Tiongkok untuk kembali berkumpul dengan orang-orang tersayang.

Mengutip laman video South China Morning Post, Sabtu (25/4/2020), tampak mereka melompat, memeluk, maupun menangis bahagia saat kembali bertemu dengan anak, ibu, pasangan, bahkan hewan peliharaan mereka.

Waktu ini pun dimanfaatkan untuk merayakan momen-momen yang hilang selama masa lockdown. "Saya melewatkan momen ulang tahun pernikahan dan ulang tahun putra saya karena harus pergi ke Wuhan. Sekarang kami bisa merayakannya bersama," ucap seorang petugas medis, Dou Hao.

"Ibu saya sudah berusia 85 tahun dan saya merindukannya setiap hari. 6 Maret adalah tanggal peringatan kematian ayah saya. Di hari itu, saya telepon ibu saya dan mengatakan bahwa saya merindukannya. Ia kemudian menangis, dan saya tahu ia juga merindukan saya," kata salah seorang petugas kepolisian Xia Mingyang.

Li Qinge, pasien sembuh corona COVID-19 akhirnya bisa bertemu sang bayi. "Saya belum pernah menyentuhnya sejak proses persalinan karena setelahnya saya dinyataka positif (COVID-19). Setiap saat, setiap detik, sangat berat. Saya sangat lega setelah melihatnya baik-baik saja," tuturnya.

2 dari 3 halaman

Takut Tak Bisa Bertemu Lagi

Ilustrasi restoran. (dok. pexels.com/Emre Kuzu)

Huang Haibo, seorang pemilik restoran, bisa kembali berjumpa dengan sang kekasih. "Setiap hari saya dan keluarga saya bekerja menyediakan makanan bagi para tenaga medis, mulai dari pukul 5.30 sampai larut malam," ujarnya.

"Di masa itu, saya sangat takut tak bisa melihatnya lagi (kekasih Huang). Jadi, saya berencana, saat bisa bertemu, saya akan langsung melamarnya. Saya sangat tegang, tapi akhirnya sangat senang karena ia setuju," tambah Huang.

Sementara, bagi mereka yang kehilangan anggota keluarga karena pandemi, pihak rumah sakit mulai mengembalikan barang-barang para mendiang. Pasal, kebanyakan anggota keluarga tak bisa melihat dan berada dekat pasien.

"Apakah ibu saya mengatakan sesuatu? Malam sebelumnya saya masih sempat berbincang dengannya, " ucap Yui yang kehilangan ibunya karena mendiang terinfeksi virus corona baru.

3 dari 3 halaman

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya