Kisah Suster Sengaja Tak Pulang karena Takut Tularkan Virus Corona ke Putranya

Sudah 26 hari sejak sang suster yang bantu penanganan infeksi corona pulang ke rumah dan bertemu dengan putranya.

oleh Asnida Riani diperbarui 01 Mar 2020, 12:30 WIB
Liu Huan (kanan), petugas medis dari Provinsi Jiangsu, memasuki sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Tenaga medis dari seluruh China mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit itu. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Liputan6.com, Jakarta - Masih terus membantu penanganan pasien corona, tapi tak ingin membahayakan keselamatan putranya, seorang suster memutuskan untuk sementara tak pulang ke rumah. Alhasil, sudah 26 hari sejak ia bertemu sang buah hati.

Melansir South China Morning Post, 28 Februari 2020, perempuan bernama Chen Ruixue ini bekerja di salah satu lokasi isolasi pasien corona di Xinyang, Tiongkok. Risiko pekerjaan membuatnya takut menularkan virus mematikan itu pada sang anak yang baru berusia satu tahun.

Jadi, ia sudah menetap di rumah sakit sejak 2 Februari 2020. Kendati berkeinginan kuat membantu sebanyak mungkin pasien sembuh, Chen mengatakan, keinginan terbesarnya adalah bisa pulang dan berkumpul dengan keluarga dalam kondisi aman.

Kendati belum pulang, beberapa waktu lalu, momen pertemuan keduanya diabadikan dalam sebuah video yang menyentuh banyak pengguna media sosial. Tampak di sana bahwa Chen berada di luar, sementara putranya berdiam di dalam rumah.

Lewat rekam gambar singkat tersebut, kedua terlihat berinteraksi terpisah kaca bening. Suster pembantu para pasien corona ini bahkan tampak mencium putranya walau terhalang kaca.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

2 dari 2 halaman

Pengorbanan Tenaga Medis

Dokter memeriksa kondisi pasien kritis virus corona atau COVID-19 di Rumah Sakit Jinyintan, Wuhan, Provinsi Hubei, China, Kamis (13/2/2020). Data terbaru tanggal 14 Februari 2020 menunjukkan jumlah korban tewas akibat virus corona mendekati angka 1.500. (Chinatopix Via AP)

Chen bukan satu-satunya tenaga medis yang berkorban di tengah krisis corona. Seorang dokter 29 tahun dari Wuhan yang menunda pernikahan untuk merawat pasien corona meninggal dunia akibat terinfeksi virus tersebut. Peristiwa terjadi pada 20 Februari 2020.

Dalam sebuah unggahan akun Facebook People's Daily, Peng Yinhua seharusnya menikah pada 1 Februari, tapi ia menunda tanggal pernikahan untuk bantu memerangi COVID-19.

Di tengah perjuangan, Peng terinfeksi virus dan dirawat di rumah sakit pada 25 Januari 2020. Keadaannya memburuk tak lama setelah itu, dan pada 1 Februari, hari ia seharusnya menikah, Peng dikirim ke unit perawatan intensif (ICU).

Pada 20 Februari, Peng meninggal dunia pada pukul 21.50, waktu setempat. Ia tutup usia di Rumah Sakit Rakyat Pertama di Distrik Jiangxia, Provinsi Hubei, Tiongkok Tengah.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya