Cegah Ekonomi Anjlok Dampak Corona, Pemerintah Harus Sering Gelar Travel Fair

Kementerian Pariwisata serta Kementerian Luar Negeri harus mengadakan travel fair di kawasan Timur Tengah, Afrika Utara, Pakistan, India, Rusia, Kanada, hingga Selandia Baru.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 26 Feb 2020, 12:20 WIB
Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas bersama para menteri di Istana Kepresidenan Bogor, Jakarta, Selasa (4/2/2020). Ratas tersebut membahas kesiapan menghadapi dampak virus Corona. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengimbau pemerintah agar lebih menguatkan sektor pariwisata, khususnya turis dalam negeri. Upaya itu dianggap jadi salah satu opsi guna mengantisipasi pelemahan ekonomi akibat mewabahnya virus Corona.

Kepala Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, Agus Eko Nugroho, mengapresiasi kebijakan pemerintah yang mau memberikan insentif tarif tiket pesawat sebesar 50 persen untuk 10 penerbangan domestik. Menurutnya, itu bisa bantu mendongkrak sektor pariwisata nasional.

"Saya kira yang tentunya penting adalah turis dalam negeri, terutama adalah kelompok masyarakat berpendapatan menengah ke atas dan juga milenial. Itu harus jadi sasaran," kata Agus di kantornya, Jakarta, Rabu (26/2/2020).

Menurut dia, salah satu cara terbaik untuk menarik jumlah kunjungan wisata adalah dengan membuat travel fair. "Saya kira travel fair dalam negeri adalah salah satu pilihan yang baik," ucapnya.

Tak hanya di dalam negeri, ia pun mendorong pemerintah untuk menggelar travel fair di negara luar yang sejauh ini terhitung aman dari dampak virus Corona.

Dalam pemaparannya, Agus mengajak Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Luar Negeri untuk mengadakan travel fair di kawasan Timur Tengah, Afrika Utara, Pakistan, India, Rusia, Kanada, hingga Selandia Baru.

"Kalau itu bisa dilakukan travel fair di luar negeri, maka akan terjadi external demand yang baik, sehingga bisa mendorong pendapatan devisa kita," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Pariwisata Merosot Akibat Corona, Jokowi Beri Diskon Tiket Pesawat 30 Persen

Warga mengantre untuk mendapatkan masker wajah gratis di luar sebuah toko di Tsuen Wan, Hong Kong, Selasa (28/1/2020). Hong Kong terkonfirmasi memiliki delapan kasus infeksi virus corona. (AP Photo/Achmad Ibrahim)

Sebelumnya, pemerintah akan memberikan diskon sebesar 30 persen untuk harga tiket pesawat ke 10 destinasi wisata di Indonesia. Potongan harga ini diberikan untuk meningkatkan pariwisata yang kini merosot akibat wabah virus corona.

Adapun diskon tersebut berlaku untuk wisatawan domestik yang ingin berpergian ke Yogyakarta, Labuan Bajo, Danau Toba, Bangka Belitung, Batam, Bintan, Manado, Bali, Malang, dan Mandalika. Pemerintah telah menganggarkan Rp 443,9 miliar untuk memberikan diskon tiket pesawat.

Foto dok. Liputan6.com
Foto dok. Liputan6.com
"Untuk wisatawan dalam negeri akan diberikan Rp 443,39 miliar insentif dalam bentuk diskon 30 persen potongan harga tiket untuk 25 persen seat (jumlah kursi) per pesawat yang menuju 10 destinasi wisata," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, pada Selasa 25 Februari 2020.

Pemerintah berharap penyaluran dana untuk mendorong pariwisata ini tidak akan menganggu perekonomian Indonesia di tengah wabah virus corona. Diskon pesawat ini nantinya akan berlaku mulai Maret hingga April 2020 dan bersifat on top.

"Airlines dapat memberikan dukungan diskon ini dan insentif pemerintah bersifat on top. Jadi kalau airlines memberikan diskon, ini yang diberikan pemerintah adalah tambahan diskon," jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di lokasi yang sama.

Menurut dia, pemerintah akan terus mengevaluasi program tersebut. Apabila nantinya program tersebut berpengaruh positif khususnya terhadap perekonomian Indonesia, maka tak tertutup kemungkinan akan dilanjutkan.

"Pemerintah akan mempersiapkan insentif lainnya dan ini akan melihat kepada perkembangan daripada korona virus dan dampaknya terhadap perekonomian nasional. Mungkin di akhir atau awal April, pemerintah akan bisa mempertimbangkan stimulan-stimulan yang lain," jelas Airlangga.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya