Anggota Satgas Tinombala Tewas, Teroris MIT Diduga Incar Polisi

Pemakaman Muhamad Saepul Muhdori, anggota Satgas Tinombala IV yang tertembak dalam penyerangan kelompok teroris di Sulteng diwarnai isak tangis keluarga.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 14 Des 2019, 18:28 WIB
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Raden Prabowo Argo Yuwono, di Puncak, Bogor, Sabtu (14/12/2019). (LIputan6.com/ Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Satuan Tugas (Satgas) Tinombala menjadi target serangan teror kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Kelompok Poso pimpinan Ali Kalora Cs yang sedang diburu ini disinyalir menyerang anggota polisi di saat mereka sedang lengah.

"Bisa juga, bisa juga petugas yang bertugas di sana sudah jadi sasaran (teroris)," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Raden Prabowo Argo Yuwono usai menghadiri kegiatan Family Gathering Keluarga Besar Divisi Humas Mabes Polri di Puncak Bogor, Sabtu (14/12/2019).

Dalam insiden penyerangan tersebut seorang Anggota Operasi Tinombala IV Brimob Polri Muhamad Saepul Muhdori tewas ditembak oleh kelompok teroris MIT usai salat jumat di Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah sekitat pukul 12.30 WITA, Jumat 13 Desember 2019.

"Anggota kami sedang melaksanakan tugas, namun usai salat Jumat ada orang tidak dikenal lah yang bersenjata menyerang anggota," kata dia.

Tak hanya menyerang anggota Brimob, lima orang kelompok DPO MIT Poso itu juga sempat menyandera warga yang pulang salat jumat.

Argo menambahkan, saat ini jenazah korban sudah diterbangkan dari Palu, Sulawesi Tengah ke Pandeglang, Provinsi Banten untuk dimakamkan disana.

"Ini bagian dari keperihatinan. Kami menyampaikan bela sungkawa karena yang bersangkutan meninggal dunia," ucap Argo.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Pemakaman

Pemakaman Muhamad Saepul Muhdori, anggota Satgas Tinombala IV di Pandeglang, Banten, Sabtu (14/12/2019). (LIputan6.com/ Yandhi Deslatama).

Pemakaman Muhamad Saepul Muhdori, anggota Satgas Tinombala IV yang tertembak dalam penyerangan kelompok teroris di Sulawesi Tengah (Sulteng) diwarnai isak tangis keluarga. Sang istri, Novi Septiyani, kerap kali pingsan dan tak kuat menahan tangis air matanya.

Sang istri bahkan harus dipapah untuk pulang ke rumahnya, yang berjarak beberapa ratus meter dari pemakaman.

"Assalamualaikum sayang, dadah sayang," ucap Novi saat akan meninggalkan pusaran suaminya, di TPU Kampung Nagrog, RT 01 RW 01, Desa Bayumundu, Kecamatan Kaduhejo, Kabupaten Pandeglang, Banten, Sabtu (14/12/2019.

Pemakaman Saepul dilakukan secara militer, dipimpin langsung oleh Komandan Satuan (Dansat) Brimob Polda Banten Kombes Reza Herasbudi.

Reza mengatakan, Saeful merupakan sosok yang teguh dalam menjalankan tugasnya, selama menjadi personel Satgas Tinombala.

"Kita merasa kehilangan, sebagai rekan yang memegang teguh tugasnya secara profesionalitas. Dia menjalankan tugas negara, sebagai prajurit yang rendah diri dan patut kita berduka atas kehilangan ini. Ini menjadi beban moral bagi kita yang hidup, yang telah mendahului kita," ujar Reza Herasbudi, sembari sesekali menyeka air mata.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya