Cara Gajah Seruni dan Anaknya Obati Rasa Kehilangan Usai Ditinggal Mati Dita

Sejak kematian gajah Dita, gajah Seruni dan anaknya bernama Rimba sering menampakkan diri ke masyarakat. Terakhir, gajah Seruni dan anaknya terlihat bermain di pinggir jalan.

oleh M Syukur diperbarui 06 Des 2019, 04:00 WIB
Gajah Seruni dan anaknya terlihat bermain di pinggir jalan Duri, Kecamatan Mandau, Bengkalis. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Sudah dua bulan gajah Dita mati karena sakit yang dideritanya sejak 2016. Semenjak itu pula, gajah Seruni bersama anaknya, Rimba, sering memperlihatkan diri ke masyakarat yang ada di Mandau, Kabupaten Bengkalis.

Tak ada manusia yang bisa memahami perasaan gajah Seruni sejak kehilangan Dita. Keduanya, ditambah kehadiran Rimba beberapa tahun lalu, sering bersama hingga akhirnya Dita mati di kubangan Suaka Margasatwa Balai Raja.

Dua bulan belakangan, sejak Dita mati, Seruni selalu membawa anaknya keluar dari Balai Raja. Waktunya lebih banyak dihabiskan di green belt PT Chevron Pasifik Indonesia.

Tak jarang, Seruni berada di pinggir jalan yang dilintasi kendaraan, mendekati pemukiman dan masuk lagi ke semak-semak membawa anaknya menjauhi manusia yang memantaunya.

Terakhir, gajah Seruni terlihat berada di belakang Polsek Mandau. Kawasan ini memang berdekatan dengan green belt perusahaan minyak asal Amerika itu.

Menurut Kepala Balai Besar Sumber Daya Alam Riau Suharyono, green belt Cvehron masih satu hamparan dengan hutan Talang dan merupakan bagian dari Suaka Margasatwa Balai Raja.

"Selalu muncul di sana sejak gajah Dita mati," kata Suharyono, Kamis petang, 5 Desember 2019.

Suharyono menyebut kehadiran gajah Seruni bersama anaknya di kawasan itu tak mengganggu manusia. Syaratnya asal tidak didekati karena naluri keibuan untuk melindungi anaknya akan keluar.

"Karena ada anaknya selalu memberi peringatan ke orang yang mendekat, bisa saja mengejar," terang Suharyono.

2 dari 2 halaman

Bermain di Lapangan Golf

Pagar pembatas di PT Chevron roboh ketika gajah Seruni berpindah lokasi. (Liputan6.com/M Syukur)

Rabu dini hari, 4 Desember 2019, Seruni dan anaknya kembali berpindah. Pagar pembatas jalan yang berada di samping Polsek Mandau, tepatnya gate 2 Chevron, didorong hingga rusak.

Tidak ada yang bisa dilakukan petugas BBKSDA Riau, karyawan Chevron dan personel Polsek, kecuali memantau dari jauh. Jarak aman selalu dijaga karena gajah membawa anak bisa saja garang.

"Rabu siang gajah kembali terlihat melintas jalan Chevron, tepat 15 meter dari gate 2 Chevron ke arah utara menuju green belt Chevron," jelas Suharyono.

Untuk menghindari jatuh korban dalam konflik satwa ini, BBKSDA rutin mengimbau masyarakat menjauhi gajah. Keberadaan gajah diharap dilaporkan segera untuk penggiringan ke habitatnya.

Pekan pertama November lalu, gajah Seruni dan anaknya mencuri perhatian karena masuk ke lapangan golf PT Chevron Pasifik Indonesia di Duri. Warga di sana mengabadikan momen ini sembari menjaga jarak agar gajah sumatra itu tak terusik.

Selama ini, Duri dikenal sebagai wilayah yang masih memiliki kantong gajah sumatra. Kawasan itu juga berdekatan dengan Suaka Margasatwa Balai Raja sebagai kantong gajah terbesar di Pulau Sumatra.

Induk dan anak gajah ini hanya melintas lapangan tanpa merusak rumput di sana. Keduanya lalu bermain di pinggir lapangan yang masih berpohon.

Tak lama kemudian, kedua gajah itu menghilang di balik semak-semak. Gajah ini sudah sering melintas di lapangan golf perusahaan minyak asal Amerika itu. Memang tidak setiap hari, tetapi pada bulan tertentu saja.

Kejadian gajah sumatra melintas di lapangan golf tak lepas dari alih fungsi hutan di sekitar kawasan Marga Satwa Balai Raja.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya