Jokowi Ungkap 6 Alasan Getol Bangun Infrastruktur di 2014-2019

Presiden Jokowi menyebut ada 6 alasan mengapa dirinya semangat membangun infrastruktur di periode pemerintahan 2014-2019.

oleh Bawono Yadika diperbarui 14 Nov 2019, 14:21 WIB
Presiden Joko Widodo saat memimpin penganugerahan gelar Pahlawan Nasional di Istana Negara, Jakarta, Kakis (8/11). Keputusan penganugerahan gelar Pahlawan Nasional termaktub dalam Keputusan Presiden Nomor 123/TK/2018. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyebut ada 6 alasan mengapa dirinya semangat membangun infrastruktur di periode pemerintahan 2014-2019.

Pertama, pembangunan infrastruktur harus sejalan dengan penciptaan lapangan kerja baru. Selain itu, infrastruktur juga diharapkan dapat menciptakan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru selain di Jakarta atau pulau Jawa.

"Ketiga, ialah harus ada perbaikan jaringan logistik kita. Negara ini terdiri dari 17 ribu pulau, harus ada pembangunan infrastruktur. Infrastruktur harus disambungkan ke sentra-sentra produksi," tuturnya di Jakarta, Kamis (14/11/2019).

Keempat, pembangunan infrastruktur harus menjadi penghubung untuk meningkatkan pelayanan publik ke masyarakat Indonesia.

"Karena apapun kalau sekolah tapi nggak ada jalan menuju ke sekolah bagaimana? Nggak ada jalan menuju puskesmas bagaimana? Dulu dari Wamena ke Duga makan waktu 4hari 4 malam, sekarang cuman 4-5 jam saja. Itu karena infrastruktur," ujar Jokowi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Membangun Perdaban Baru

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memimpin rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Rapat terbatas perdana dengan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju itu mengangkat topik Penyampaian Program dan Kegiatan di Bidang Perekonomian. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun alasan kelima pembangunan infrastruktur bertujuan membangun peradaban baru. Sebagai contoh membangun karakter disiplin masyarakat saat mengantre di loket MRT.

"Membangun peradaban, budaya disiplin, budaya antre, itu kelihatan ada MRT dan LRT. Keenam infrastruktur adalah keadilan sosial. Dengan fondasi ini kita bisa berkompetisi dengan negara-negara maju," kata Jokowi.

3 dari 3 halaman

Jokowi Akui Kerap Telepon Para Menteri Pukul 3 Pagi

Presiden Joko Widodo memberikan pidato pada Rakornas Indonesia Maju antara Pemerintah Pusat dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Bogor, Jawa Barat, Rabu (13/11/2019). Forum ini untuk mensinergikan program-program pemerintah pusat dengan daerah. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Masifnya rencana pemerintah dalam membangun infrastruktur pada periode 5 tahun kemarin (2014-2019) menuntut koordinasi dan kerja keras tanpa libur.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bercerita sering kali menghubungi sejumlah menterinya pada dini hari, bahkan pukul 3 pagi.

"Kalau telepon malam ke (mereka) nggak pasti. Kadang jam 10 malam, jam setengah 2 atau setengah 3 pagi," tuturnya di Jakarta, Kamis (14/11/2019).

Dia melanjutkan, spontanitas aksi tersebut perlu dilakukan guna mencapai target pemerintah yang besar. Apalagi infrastrukrur merupakan fondasi utama bagi Indonesia untuk jadi negara maju.

"Kalau pas ditelepon mereka (menteri-menteri) nggak bangun maka saya telepon ajudannya. Ya memang harus diganggu," ujar dia.

Seirama, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengungkapkan libur merupakan barang mewah yang terjadi di kabinet Jokowi.

"Wong beliau (Jokowi) saja jarang libur. Masa kita menteri-menterinya libur. Kita kalau libur 3 minggu malah bingung," tegasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya