Dikenal Negara Termiskin di Dunia, Ethiopia Ikut Perangi Stunting

Meski tercatat sebagai negara termiskin di dunia, Ethiopia gencar perangi stunting.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 19 Jun 2019, 12:00 WIB
Ethiopia gencar perangi stunting. (AP Photo/Elias Meseret)

Liputan6.com, Ethiopia Meski terletak di Afrika Timur, bagian dari dunia yang dikenal dengan kekeringan parah, kekurangan makanan, dan kelaparan rupanya tak menghentikan Ethiopia gencar perangi stunting. Pemerintah Ethiopia berupaya melawan gizi buruk anak.

Laporan Global Childhood Report 2019 mencatat, sejak tahun 2000, stunting di Ethiopia turun sepertiga (33 persen). Jika ditotal sejak tahun 1990, Ethiopia mengalami penurunan stunting sebesar 47 persen.

Lebih dari 1,3 juta lebih anak-anak Ethiopia hidup lebih baik dibandingkan tahun 2000. Pencapaian ini merupakan kemajuan besar bagi Ethiopia. Ini karena Ethiopia adalah negara termiskin di dunia urutan ke-18, menurut laporan yang dikeluarkan Save The Children.

Apalagi Ethiopia menghadapi kekeringan berulang. Oleh karena itu, pemerintah Ethiopia berkomitmen mengakhiri kekurangan gizi anak, terutama masalah stunting.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

Hak Anak dapatkan Nutrisi Terbaik

Anak berhak dapatkan nutrisi terbaik. Photo by Zahed Ahmad on Unsplash

Upaya pemerintah Ethiopia memerangi stunting di antaranya memperkuat hukum kerangka kerja berupa Kebijakan Pangan dan Gizi Nasional. Kebijakan ini mengakui, hak setiap anak untuk mendapatkan nutrisi yang memadai.

Hal tersebut terus ditingkatkan dengan pendanaan program gizi berupa investasi skala besar, Productive Safety Net Programme dan ONE WASH National Programme.

Selain itu, pada tahun 2017, Ethiopia menyetujui kebijakan nasional pertama yang mempromosikan kelangsungan hidup dan pembangunan setiap anak. Pemerintah daerah di Ethiopia melakukan investasi besar dalam nutrisi.

Pada kenyataannya, 75 persen dari total pengeluaran untuk nutrisi berasal dari pemerintah daerah. Namun, pemerintah pusat mendanai intervensi stunting terbukti berhasil.

Misal, melakukan penyuluhan betapa pentignya Air Susu Ibu (ASI). Anak-anak termiskin di Ethiopia tidak mendapatkan manfaat ASI layaknya teman sebaya yang lebih kaya.

Data dari laporan berjudul Changing Lives in Our Lifetime menunjukkan, kesenjangan nutrisi antara anak-anak yang kaya dan miskin sangat lebar. Save the Children pun bekerja untuk meningkatkan nutrisi di kalangan anak anak-anak Ethiopia termiskin.

3 dari 4 halaman

Berkebun dan Pelihara Ternak

Berkebun untuk ketersediaan pangan. Photo by bruce mars from Pexels

Pada tahun 2011, Save the Children meluncurkan program ENGINE. Program ini menyasar pada anak-anak untuk meningkatkan gizi pada 1.000 pertama hari kehidupan anak. ENGINE memberikan penyuluhan untuk wanita hamil dan ibu baru.

Para ibu rumah tangga juga didorong untuk berkebun dan memelihara ternak. Upaya ini meningkatkan kesadaran ketersediaan nutrisi yang memadai untuk anak-anak.

Dan di tingkat nasional, ENGINE memperkuat kapasitas gizi untuk mengadvokasi, mengembangkan, dan mengimplementasikan kebijakan yang mendukung nutrisi lebih baik.

Proyek yang sudah selesai pada tahun 2016 memperlihatkan, lebih dari 26.000 orang telah dilatih terkait kesehatan dan gizi anak.

Lebih dari 5,6 juta anak punya gizi yang baik. Stunting pun berkurang hingga 20 persen pada anak-anak berusia 3-36 bulan. Ada peningkatan kesadaran ibu untuk menyusui dan menyediaan keragaman makanan pada anak.

4 dari 4 halaman

Kekurangan Gizi Akut

Seorang pria mengolah tanah untuk manjadi garam di tambang garam di Danakil Depression, Afar, Ethiopia (28/3). Para pekerja hanya menggunakan alat pencungkil dan kapak sederhana untuk memotong bongkahan garam. (AFP Photo/Zacharias Abubeker)

Walaupun tingkat kekurangan stunting di Ethiopia menurun, tetap saja kekurangan gizi akut terjadi. Sebanyak (38 persen anak di bawah usia 5 tahun terhambat pertumbuhannya.

Kekurangan gizi akut semakin memburuk dalam beberapa tahun terakhir. Laporan Global Childhood Report 2019 menunjukkan, lebih dari 600.000 anak-anak membutuhkan perawatan demi menyelamatkan hidup.

Lebih dari 8 juta orang (yang setengahnya adalah anak-anak) membutuhkan bantuan makanan darurat.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya