Kapitalisasi Pasar Saham Global Susut USD 1,36 Triliun Imbas Cuitan Trump

Total 102 kata mampu menghapus nilai kapitalisasi pasar USD 1,36 triliun dari bursa saham global.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Mei 2019, 13:31 WIB
Presiden AS Donald Trump berbicara selama konferensi pers setelah KTT AS-Korea Utara kedua di Hanoi (28/2). Gedung Putih mengatakan tidak ada kesepakatan yang dicapai antara Trump dan Kim. (AFP Photo/Manan Vatsyayana)

Liputan6.com, New York - Total 102 kata mampu menghapus nilai kapitalisasi pasar saham USD 1,36 triliun dari bursa saham global pada awal pekan. Hal itu terjadi gara-gara unggahan status Presiden AS Donald Trump di twitter.

Bursa saham global bergejolak usai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengunggah status di twitter pada Minggu, 5 Mei 2019.

Ia menulis akan menaikkan tarif impor barang China. Tak hanya kapitalisasi pasar yang menyusut, kekhawatiran investor juga melonjak seiring indeks Cboe volatility yang mengukur kekhawatiran investor naik 50 persen dalam dua hari.

Risiko seputar hubungan perdagangan Amerika Serikat (AS)-China yang tidak ada dalam radar investor pada akhir pekan lalu kembali muncul di permukaan.

Sebelumnya pasar telah terbuai dengan keadaan puas mengenai jalannya negosiasi perdagangan antara AS-China berjalan baik.

Selain itu, pernyataan bank sentral AS yang lebih lembut dan pendapatan perusahaan AS lebih baik dari yang diperkirakan.

"Pergeseran terbaru menambah dimensi baru ketidakpastian terhadap apa yang diasumsikan sebagian besar pelaku pasar adalah kesepakatan yang dilakukan," ujar Analis Saxo Capital Markets, Eleanor Creagh, seperti dikutip dari laman Bloomberg, Kamis (9/5/2019).

Sementara itu, Analis JP Morgan Asset Management, Kerry Craig optimistis kalau kesepakatan perdagangan dapat dicapai. Akan tetapi, hal itu bisa memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan.

"Penarikan kembali di pasar disebabkan oleh betapa kerasnya bursa saham global telah reli dan investor mungkin telah mencari alasan untuk mengambil beberapa keuntungan," ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Bursa saham yang cenderung merosot, membuat investor melakukan reposisi.

"Perasaan saya adalah investor mengurangi portofolionya sebagai tindakan antisipasi," tutur Analis Oanda Asia Pasifik, Jeffrey Halley.

Halley melihat jalan tengah untuk pasar dengan sentimen kesepakatan akan dilakukan. Hal itu tergantung pada pertemuan Kamis-Jumat pekan ini.

"Ini membuat kami berpotensi untuk alami minggu yang sangat emosional," ujar Halley.

Sementara itu, Direktur Aset Manajemen Ample Capital Ltd, Alex Wong menuturkan, dampak jika kesepakatan dagang antara AS-China tidak tercapai tidak akan terlalu parah.

"Bahkan jika tidak ada kesepakatan yang bisa dicapai, dampaknya tidak akan separah itu. Saya tidak  khawatir," tutur dia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya