Manchester City dan Kandasnya Mimpi Juara Liga Champions

Prestasi terbaik Manchester City di Liga Champions adalah menembus semifinal. Mereka melakukannya pada musim 2015/16 di bawah asuhan Manuel Pellegrini.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 19 Apr 2019, 17:15 WIB
Gelandang Manchester City, Bernardo Silva bereaksi setelah timnya disingkirkan Tottenham Hotspur pada leg kedua perempat final Liga Champions di Etihad Stadium, Rabu (17/4). Langkah City di Liga Champions musim ini terhenti di perempat final kendati menang dengan skor tipis 4-3. (AP/Dave Thompson)

Liputan6.com, Manchester - Manchester City harus kembali mengandaskan mimpi juara Liga Champions. Musim ini The Citizens disingkirkan sesama klub Liga Inggris, Tottenham Hotspur di perempat final.

Prestasi terbaik Manchester City di Liga Champions adalah menembus semifinal. Mereka melakukannya pada musim 2015/16 di bawah asuhan Manuel Pellegrini.

Itu sebabnya Manchester City sangat ngotot merekrut Pep Guardiola agar bisa berjaya di Benua Biru. Maklum, Guardiola pernah merengkuh trofi si kuping besar sebanyak dua kali.

Tak hanya merekrut Guardiola, Manchester City juga memberikan keleluasaan Guardiola menyusun tim impiannya. Uang sejumlah Rp 12,8 triliun telah digelontorkan demi juara Liga Champions.

Sayangnya selama tiga musim Guardiola menjadi manajer, Manchester City justru belum bisa juara. Bahkan mereka hanya mentok di perempat final atau belum melampaui prestasi Pellegrini.

2 dari 4 halaman

Komentar Pep

Manajer Manchester City, Pep Guardiola, memastikan Kevin De Bruyne mengalami cedera hamstring. (Adam Davy/PA via AP)

"[Kegagalan] ini berat. Ini kejam, tetapi kami harus menerimanya," tutur Guardiola dikutip dari BBC usai disingkirkan Tottenham

"Saya sangat bangga pada fans. Saya tidak pernah mendengar mereka sehebat ini, tetapi sayangnya sepak bola tidak bisa diprediksi," ujarnya menambahkan.

3 dari 4 halaman

Analisis Pengamat

Striker Tottenham Hotspur, Fernando Llorente, melakukan selebrasi usai membobol gawang Manchester City pada laga Liga Champions di Stadion Etihad, Rabu (17/4). Manchester City menang 4-3 atas Tottenham Hotspur. (AP/Dave Thompson)

Pengamat menilai kegagalan Guardiola di Manchester City untuk juara Liga Champions disebabkan karena materi pemain. Meski punya banyak pemain berlabel bintang namun ada satu pembeda.

"Itu karena Guardiola tidak punya Messi. Itu menjadi perbedaan besar," ucap legenda sepak bola Ruud Gullit dikutip dari beIN Sports.

"Saya tahu dia ingin juara Liga Champions lagi dan saya kasihan padanya," Gullit menambahkan.

"Saat bersama Barcelona dia punya skuat luar biasa warisan Frank Rijkaard. Selain itu dia juga punya Messi yang menjelma menjadi pemain terpenting baginya."

4 dari 4 halaman

Ingin Bangkit

Kemelut terjadi di gawang Tottenham Hotspur saat melawan Manchester City pada laga Liga Champions di Stadion Etihad, Rabu (17/4). Manchester City menang 4-3 atas Tottenham Hotspur. (AP/Martin Rickett)

Meski demikian Guardiola tak mau terus bersedih dalam kegagalan. Apalagi Manchester City masih punya dua trofi yang harus dimenangkan yakni Liga Inggris dan Piala FA.

"Kami harus bangkit dan bereaksi. Ini jeda waktu yang singkat, melawan tim sama. Kami tak bisa berpikir terlalu banyak sekarang. Kami harus mencoba tidur sebisa mungkin, dan sehari sebelum pertandingan, kami akan menyiapkan tim," kata Guardiola.

"Kami sudah berjuang selama 9 atau 10 bulan di Premierl League dan kami masih dalam pacuan menuju juara. Kepastiannya ada di tangan kami. Hari ini berat buat kami, esok juga akan berat, tapi lusa, kami akan siap," imbuh mantan manajer Barcelona dan Bayern Munchen itu.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya