Bos atau Karyawan, Mana yang Paling Doyan Akses Media Sosial?

Menurut hasil studi yang dirilis kelompok peneliti dari Fakultas Psikologi, Universitas Bergen, Norwegia, para atasan sangat membenci anak buah mereka yang mengakses media sosial saat jam kerja.

oleh Jeko I. R. diperbarui 16 Apr 2019, 07:30 WIB
Ilustrasi Foto Bekerja di Kantor (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Para karyawan di kantor umumnya selalu diingatkan agar tidak mengakses akun media sosial pribadi mereka selama jam kerja di kantor.

Namun tahukah kamu jika para atasanlah sebenarnya yang paling sering mengakses media sosial di kantor, bukan bawahan? 

Menurut hasil studi yang dirilis kelompok peneliti dari Fakultas Psikologi, Universitas Bergen, Norwegia, para atasan sangat membenci anak buah mereka yang mengakses media sosial saat jam kerja.

Namun ironisnya, justru para jajaran eksekutif di kantorlah yang paling sering mengakses media sosial saat jam kerja.

"Sangat menarik melihat bahwa para atasan yang sangat memandang negatif akses media sosial selama jam kerja, sebenarnya adalah pelaku yang paling sering melakukannya sendiri," papar Doktor Cecilie Schou Andreassen selaku salah seorang peneliti di departemen Ilmu Pengetahuan Psikologi.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Ketakutan Akan Penurunan Produktivitas

Ilustrasi kantor dan tempat kerja. (iStockphoto)

Dilansir laman E Science News, Selasa (16/4/2019), studi bertajuk 'Predictors of Use of Social Networks Sites at Work' itu juga mengungkapkan bahwa penyebab utama dilarangnya akses media sosial di jam kerja oleh para jajaran eksekutif perusahaan adalah ketakutan akan menurunnya produktivitas kerja para karyawan.

"Besar kemungkinan para atasan khawatir tentang penurunan produktivitas karyawan yang berujung pada kerugian finansial," lanjut Andreassen.

 

3 dari 3 halaman

Atasan Punya Privasi Lebih

Ilustrasi pelecehan seksual di kantor. (dok. unsplash.com/Asnida Riani)

Sementara itu, Andreassen memaparkan bahwa para atasan memiliki waktu luang lebih banyak dan kebebasan privasi lebih dibanding para karyawan biasa.

Kondisi tersebut memungkinkan mereka untuk lebih bebas berselancar di dunia maya dan mengakses media sosial.

(Jek/Isk)

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya