Harga Smartphone Xiaomi Tak Lagi Murah?

Belum lama ini CEO Xiaomi menyebutkan, harga smartphone besutan Xiaomi bisa jadi akan lebih mahal ketimbang saat ini.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 08 Mar 2019, 11:00 WIB
CEO Xiaomi Lei Jun memperkenalkan smartphone Xiaomi Mi 9 dalam acara peluncuran di Beijing, China, Rabu (20/2). Rencananya, Xiaomi Mi 9 akan diperkenalkan untuk pasar global pada gelaran Mobile World Congress (MWC) 2019. (AP Photo/Andy Wong)

Liputan6.com, Jakarta - Xiaomi dikenal karena menghadirkan smartphone dengan spesifikasi mumpuni, namun harganya terjangkau. Mulai dari perangkat entry level hingga flagship-nya dijual dengan harga yang masih bisa dijangkau.

Namun belum lama ini CEO Xiaomi menyebutkan, harga smartphone besutan Xiaomi bisa jadi akan lebih mahal ketimbang saat ini.

"Sebenarnya, kami ingin menyingkirkan reputasi perangkat smartphone kami harganya di bawah 2.000 yuan (sekitar Rp 4,2 jutaan). Kami ingin lebih banyak berinvestasi dan membuat produk-produk yang lebih baik," kata CEO Xiaomi Lei Jun, sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com dari Android Authority, Jumat (8/3/2019).

Dia menambahkan, kemungkinan ini adalah terakhir kalinya Xiaomi menjual smartphone dengan spesifikasi tinggi dengan harga di bawah 3.000 Yuan (sekitar Rp 6,3 jutaan).

"Saya mengatakan kepada internal (Xiaomi), mungkin ini terakhir kalinya harga smartphone kami di bawah 3.000 Yuan," ujar Lei Jun, merujuk pada Mi 9.

"Di masa depan, smartphone kami mungkin akan lebih mahal, tidak banyak (kenaikannya), tetapi mungkin sedikit lebih mahal," tutur dia.

2 dari 2 halaman

Komitmen Ambil Sedikit Untung

CEO Xiaomi Lei Jun memperkenalkan tentang smartphone Xiaomi Mi 9 dalam acara peluncuran di Beijing, China, Rabu (20/2). Xiaomi Mi 9 memiliki layar AMOLED Full HD+ berukuran 6,39 inci. (AP Photo/Andy Wong)

Sebelumnya, Xiaomi pernah mengungkapkan komitmen mereka akan terus mengambil untung tak lebih dari 5 persen.

Namun, jurnalis Android Authority, Tristan Rayner menyebut, kemungkinan perusahaan belum menghasilkan margin laba lima persen.

"Untuk perspektif lain, bayangkan kamu mengumumkan kepada teman Anda akan membatasi penghasilan untuk tahun ini sebesar USD 1 juta dan memberi mereka apapun yang dihasilkan di luar itu. Teman-teman kamu mungkin merasa senang namun mereka tak menyadari Anda tidak mendekati jumlah itu," kata Tristan saat itu.

Namun, jika Xiaomi memang berpegang teguh pada margin keuntungan lima persen, tak ada yang bisa menghentikan dari menaikkan biaya yang terkait dengan pembuatan smartphone-nya.

Artinya dengan membuat smartphone lebih mahal dan komponen yang lebih mahal, secara teknis tetap berpegang pada laba yang dijanjikan.

Misalnya, tampilan layar yang lebih tajam, kualitas material yang lebih baik, tahan air, RAM lebih besar dan ruang penyimpanan yang lebih banyak.

Namun, komentar CEO yang menyebutkan mereka ingin membuat perangkat yang lebih baik, tentu konsumen akan menerima berbagai manfaat.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya