Pengusaha Bantah Kampanye Hitam yang Sebut Sawit Jadi Sumber Penyakit

Minyak sawit merupakan produk yang dapat dimakan, bahkan sudah berlangsung sejak ribuan tahun dikonsumsi oleh masyarakat di Afrika Barat.

oleh Septian Deny diperbarui 06 Mar 2019, 13:30 WIB
Ilustrasi Kelapa Sawit (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) membantah jika minyak goreng yang berasal dari kelapa sawit merupakan sumber dari beragam penyakit. Hal ini dinilai sebagai bagian dari kampanye hitam terhadap produk turunan sawit.

Direktur Eksekutif GIMNI Sahat Sinaga mengatakan, minyak sawit merupakan produk yang dapat dimakan, bahkan sudah berlangsung sejak ribuan tahun dikonsumsi oleh masyarakat di Afrika Barat.

"Sawit itu sudah sejak 5.000 tahun lalu dikonsumsi di Afrika. Tapi tidak ada penyakit. Lalu kenapa ini di-banned. Ini semua karena business competition," ujar dia dalam Seminar Sawit Indonesia di Jakarta, Rabu (6/3/2019).

Dia menjelaskan, kampanye negatif terhadap produk turunan sawit yang terkait dengan isu kesehatan dimulai pad era 1980-an. Sawit dikatakan menjadi penyebab penyakit jantung koroner.

"Isu kampanye negatif, minyak sawit dikaitkan pada masalah gizi dan kesehatan dengan argumen tropical oils termasuk minyak sawit berbentuk padat pada temperatur ruang dapat menyumbat pembuluh darah, akan berakibat pada penyakit jantung coroner," kata dia.

Padahal faktanya, lanjut Sahat, kandungan nutrisi dalam sawit identik dengan nutrisi dalam air susu ibu (ASI). Berdasarkan penelitan Maranggonni pada 2000, menunjukkan jika minyak sawit mengandung asam palmitat yang dibutuhkan oleh bayi dalam masa pertumbuhan.

"Inilah konsideran, kenapa minyak sawit sangat banyak dipakai dan dipergunakan dalam industri susu," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

ASEAN Ikut Perjuangkan RI dan Malaysia dari Kampanye Hitam Sawit Eropa

Ilustrasi Kelapa Sawit (iStockphoto)

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution akan melibatkan negara di Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN untuk menolak kampanye hitam sawit dari Uni Eropa, bertajuk renewable energy directive (RED) II. Pemerintah juga berkomitmen dan akan mendorong pemanfaatan sawit untuk biofuel.

Dia menegaskan pemerintah akan terus menentang kampanye hitam terhadap sawit tersebut melalui konsultasi bilateral, ASEAN, WTO, dan forum lainnya yang tepat.

"Sebetulnya dalam pertemuan ASEAN terakhir bulan lalu (Januari) usulan dan concern Malaysia dan Indonesia mengenai persoalan ini itu sudah diterima dan dimasukkan di dalam statementdari ASEAN," kata dia di Jakarta, Kamis (28/2/2019).

Dia menegaskan pemerintah Indonesia dan Malaysia telah secara resmi memasukkan permasalahan kampanye hitam terhadap sawit menjadi masalah ASEAN. Sebab kampanye hitam yang dilakukan Eropa juga dilakukan beberapa negara lain.

"Karena negara-negara Eropa itu terkumpul dalam EU, kita juga ingin ada bukan hanya beberapa negara saja, tapi ASEAN juga ikut memperjuangkan kepentingan kita," tegasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya