Menhub Janji Aplikasi Transportasi Online Pelat Merah Lebih Merakyat

Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi mengungkapkan alasan mengapa pemerintah tengah mengkaji pembuatan aplikasi transportasi online sendiri.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 17 Sep 2018, 13:41 WIB
Menteri Perhubungan Budi karya Sumadi memberi keterangan pers kasus kandasnya KM Lestari Maju (Liputan6.com/Eka Hakim)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi mengungkapkan alasan mengapa pemerintah tengah mengkaji pembuatan aplikasi transportasi online sendiri. Saat ini, Kementerian Perhubungan tengah mempertimbangkan berbagai masukan dari pihak terkait.

Nampaknya, ide Budi Karya ini muncul tidak asal-asalan. Dia menyatakan apa yang direncanakan ini sudah sukses di negara maju Asia, seperti Korea Selatan.

"Jadi seperti di Korea, di sana ada aplikasi yang dibangun masyarakat dan sekarang dipakai pemerintahnya. Dan itu sekarang kita pelajari," kata Menhub di Jakarta Convention Centre (JCC), Senin (17/9/2018).

Budi Karya juga menegaskan, memang Go-Jek adalah aplikasi buatan anak bangsa. Namun pihaknya tidak akan mengakuisisi Go-Jek. Hal itu karena Go-Jek sudah memiliki market dan manajemen cukup besar.

"Kalau Go-Jek (Diakusisi) pasti tidak, kita lihat ada aplikasi yang lebih merakyat," papar Menhub.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Dikembangkan Telkom

Menhub Budi Karya Sumadi memasangkan helm peserta mudik gratis sepeda motor saat menyambut kedatangan mereka di Pelabuhan Tanjung Priok, Rabu (20/6). Ada 699 sepeda motor dan 1.650 penumpang kembali ke Jakarta dari Semarang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan membuat aplikasi transportasi online seperti Gojek dan Grab. Dalam aplikasi plat merah ini, Kemenhub akan menggandeng Kementerian Komunikasi dan Informatika serta PT Telkom.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, dasar pembuatan aplikasi transportasi online plat merah ini atas masukan dari berbagai pihak. Sebab di negara lain, seperti Korea Selatan, juga telah mempunyai aplikasi serupa yang dimiliki oleh pemerintah.

"Ada pemikiran dari berbagai pihak, tapi belum matang. Kita akan matangkan," ujar dia di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (15/9/2018).

Nantinya Telkom sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan ditunjuk sebagai aplikator. Namun namun hal ini masih terus didiskusikan dan masih dalam tahap penjajakan.

"Bisa iya (Telkom sebagai aplikator). Tetapi kita sedang diskusi," tandas dia. (Yas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya