Demokrat Disebut Main Dua Kaki, Sandiaga: It's Okay, Saya Enggak Akan Jawab

Sebelumnya, Sandi sempat mengkritik kabar pecahnya soliditas Partai Demokrat. Dia menilai, kader di daerah tidak sejalan dengan kebijakan pimpinan pusat.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 10 Sep 2018, 15:14 WIB
Pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mengkritisi kondisi ekonomi dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di Jalan Kertanegara, Jakarta, Jumat (7/9). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Bakal cawapres Sandiaga Uno irit bicara soal kabar pecah suaranya Partai Demokrat dalam mendukung pasangan Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019. Menurut dia, tanggapan terhadap hal negatif semakin menggiring opini yang bisa berakibat buruk.

"Banyak pertanyaan soal dua kaki. Tapi it's okay, saya enggak akan jawab, karena menurut saya akan menambah kebingungan di masyarakat," ujar Sandiaga di Bogor, Jawa Barat, Senin (10/9/2018).

Sandiaga mengaku tak banyak omong soal ini bukan tanpa sebab. Bila isu miring terhadap mitra koalisinya terus menjadi konsumsi publik, maka hal tersebut bisa menjadi kampanye negatif terhadap citra dirinya dan Prabowo sebagai pesaing petahana.

"Jadi saya tidak akan berkomentar hal yang negatif, nah itu salah satu cara berkampanye. Kalau kita timpalin yang negatif akhirnya nanti tambah lagi, seperti api disiram bensin," kata dia.

Sebelumnya, Sandi sempat mengkritik kabar pecahnya soliditas Partai Demokrat. Dia menilai, kader di daerah tidak sejalan dengan kebijakan pimpinan pusat. Namun, dia memaklumi adanya pernyataan dukungan Ketua DPD Demokrat Provinsi Papua untuk bakal calon presiden petahana Joko Widodo atau Jokowi.

"Kami ingin garis bawahi, keputusan kader berbeda bisa dipahami, organisasi atau partai punya mekanisme sendiri," ujar Sandiaga di Jakarta, Minggu (9/9/2018).

2 dari 2 halaman

Demokrat Beri Dispensasi Kader Mbalelo

Sebelumnya, Partai Demokrat memberi dispensasi kepada kader di provinsi yang mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.

Ketua DPP bidang Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menyebut, ada empat provinsi yang mendukung Jokowi-Ma'ruf. Dua provinsi yang paling signifikan memberi suara kepada Jokowi adalah Papua dan Sulawesi Utara.

"Sedang kami pikirkan karena di sana kader-kader kami mayoritas menginginkan berkoalisi dengan Pak Jokowi. Tapi, secara umum dari 34 Provinsi, 23 provinsi meminta berkoalisi dengan Pak Prabowo," kata Ferdinand di Mega Kuningan Timur VII , Jakarta Selatan, Minggu 9 September 2018.

Demokrat juga memaklumi sikap Ketua DPD Papua Lukas Enembe yang mendukung Jokowi. Menurutnya, Lukas hanya menghargai sikap para kader Demokrat di Papua.

"Papua itu luar biasa, di sana itu 92 (dukung Jokowi) melawan 8 persen, jadi kami memaklumi apa yang disampaikan Pak Lukas Enembe. Tetapi memang penyampaiannya yang mungkin terlalu bersemangat," dia menjelaskan.

Alasan Demokrat memberikan dispensasi empat provinsi itu untuk menjaga suara di Pileg 2019. Namun, Demokrat juga memperjuangkan amanat partai memenangi Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

"Kader kami di sana juga tidak boleh jadi kesulitan mencari pemilih bagi caleg-caleg kita. Jadi nanti kami akan cari formula khusus supaya Demokrat juga hidup, kami juga bisa memenangkan Pak Prabowo nanti," tuturnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya