Tidur dengan Kipas Angin Menyala Tidak Begitu Buruk, tapi...

Tidur dengan kipas angin menyala sebenarnya tidak begitu buruk, tapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 30 Jul 2018, 09:30 WIB
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat tidur dengan kipas angin. (iStockphoto)​

Liputan6.com, Jakarta Ketika malam hari terasa panas, Anda mungkin tidur sambil menyalakan kipas angin. Lantas, apakah tidur dengan kipas angin menyala ada bahayanya?

Para ahli mengatakan, kenyataannya tidur dengan kipas angin menyala tidak begitu buruk.

"Tidak ada masalah apa pun soal tidur dengan kipas angin menyala," kata ahli pulmonologi, spesialisasi medis yang berhubungan dengan penyakit yang melibatkan saluran pernapasan, Len Horovitz, dari Lenox Hill Hospital di New York City, Amerika Serikat.

Tidur sangat penting dan Anda tentu tidak ingin berkeringat sepanjang malam, ucap Horovitz, dikutip dari Live Science, Senin (30/7/2018).

Namun, pergerakan kipas angin yang perlu Anda perhatikan. Kipas angin dapat menyebabkan pergerakan udara yang cepat. Dampak yang terjadi dapat menguapkan uap air dari mulut dan saluran hidung. Artinya, udara yang keluar dari kipas angin dapat membuat kering area mulut dan hidung.

 

 

Simak video menarik berikut ini:

2 dari 3 halaman

Sebarkan debu

Pergerakan kipas angin bisa sebarkan debu. (iStockphoto)​

Kipas angin juga dapat menyebarkan debu, yang dapat mengganggu kenyamanan seseorang, terutama jika orang tersebut punya alergi. Ada cara aman agar Anda tidur nyenyak dengan kipas angin.

"Jika Anda tidur dengan kipas angin menyala, jaga jarak aman kipas angin dari tempat tidur. Yang penting tidak mengarahkan kipas angin tepat ke tubuh Anda," Horovitz menambahkan.

Trik itu demi menjaga penyebaran debu dan alergen lainnya kepada Anda.

3 dari 3 halaman

Leher kaku

Udara dingin membuat leher kaku.

Ada juga hal lain yang perlu diperhatikan. Tidur dengan kipas angin menyala membuat udara di dalam kamar menjadi dingin.

Hal tersebut dapat menyebabkan kontraksi otot. Paparan udara dingin di malam hari mengakibatkan leher kaku di pagi hari.

Jika Anda tidur dengan AC di malam hari, Horovitz menyarankan, udara AC tidak bertiup langsung pada Anda. Pengaturan suhu AC pun tidak boleh lebih rendah dari 68 derajat Fahrenheit (20 derajat Celsius).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya