Arsul Sani PPP: Bumbu Opor Ayam Ibarat Diversity in Unity Indonesia

Sekjen PPP Arsul Sani menyebut bumbu opor ayam saling melengkapi satu sama lain.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 13 Jun 2018, 13:22 WIB
Fungsi dan Kewenangan BNN Jadi Pembahasan Panja RUU Narkotika

Liputan6.com, Jakarta - Setiap keluarga pasti memiliki bumbu opor ayam uniknya masing-masing. Terlebih, selama ini opor ayam menjadi salah satu menu andalan saat Hari Raya Idul Fitri.

Seperti salah satunya Sekretaris Jenderal (Sekjen) PPP Arsul Sani. Dia mengatakan, sajian yang selalu ada di rumahnya saat Lebaran salah satunya adalah opor ayam. Meski ada pula menu lainnya seperti sayur lodeh, terong, sambal goreng kentang ati ampela, rendang paru dan daging, serta kerupuk udang.

Bagi dia, banyak bumbu opor ayam memiliki filosofi tersendiri. Bumbu-bumbu itu saling melengkapi, tentunya bersama ayam kampung yang menjadi lauk utama dalam masakan itu.

"Tentu selain ayam kampung, maka bumbu opor ayam berikut ini melengkapi santan kelapa: bawang putih, bawang merah, kemiri, ketumbar, daun salam, lengkuas, dan juga pakai kencur. Eh, garam tentu enggak kelupaan," ujar Arsul kepada Liputan6.com di Jakarta, Rabu (13/6/2018).

Semua bumbu opor ayam tersebut, lanjut Arsul, tentunya ditakar secara proporsional. Tak lupa, ia juga menambahkan sedikit gula merah pada bumbu opor ayam.

Arsul mengatakan, keberagaman bumbu opor ayam ini mencemirkan Indonesia.

"Opor ayam itu mencerminkan keindonesiaan, terdiri dari banyak bahan yang menyatu dalam kelezatan. Diversity in Unity, persis Indonesia yang terdiri dari lebih dari 17 ribu pulau, lebih dari 700 bahasa dan dialek, dan lebih dari 300 suku bangsa. Semuanya menyatu dalam mangkok besar bernama Indonesia," ucap Arsul.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Nikmatnya

Ilustrasi Bendera Merah Putih. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Meski begitu, Arsul menyanyangkan akhir-akhir ini kelezatan mangkok besar yang bernama Indonesia sudah mulai berkurang.

"Walaupun akhir-akhir ini masakan dalam mangkok besarnya sering menjadi kurang kelezatannya karena terlalu mereka yang nyinyir kebanyakan takaran nyinyirnya, persis seperti memasukkan cabai rawit terlalu banyak ke dalam opor ayam," pungkas Arsul.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya