Jalan Tol Solo-Ngawi Siap Beroperasi Fungsional Saat Mudik Lebaran 2018

PT Jasamarga Solo Ngawi akan sosialisasikan keberadaan Jalan Tol Solo-Ngawi sebelum dilakukan penetapan tarif oleh Kementerian PUPR.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 01 Jun 2018, 19:00 WIB
Gerbang tol colomadu (Foto:Liputan6.com/Ilyas I)

Liputan6.com, Solo - Jalan Tol Solo-Ngawi (segmen Kartasura-Sragen) laik operasi dan dapat dioperasikan sebagai jalan tol. Hal itu berdasarkan surat Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor JL.10-10-Db/589 pada 28 Mei 2018.

Meski begitu, PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN) selaku anak usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk yang membangun jalan tol sepanjang 90,25 Km tersebut harus melakukan sosialisasi terkait keberadaan jalan tol sebelum dilakukan penetapan tarif oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perubahan Rakyat (PUPR).

"Rencananya, jalan tol yang tergabung dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut akan dioperasikan fungsional menjelang pelaksanaan arus mudik dan balik Lebaran 2018,” kata Direktur Utama JSN David Wijayatno di Solo, Jumat (1/6/2018).

"Hal ini bisa menjadi salah satu upaya sosialisasi yang dilakukan oleh PT JSN," tambah David.

Dukungan infrastruktur Jalan Tol Solo-Ngawi menjadi salah satu upaya dalam memecahkan masalah transportasi darat dan konektivitas baru yang dapat berdampak positif bagi ekonomi kawasan secara umum.

Jalan Tol Solo-Ngawi ini dilengkapi dengan lima Gerbang Tol (GT), yakni GT Kartasura (Ngasem), GT Solo (Klodran), GT Karanganyar (Kebakkramat), GT Sragen (Pungkruk), dan GT Ngawi (Kota Ngawi). Untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses jalan tol, PT SNJ juga mempersiapkan simpang susun di GT Bandara Adi Soemarmo Boyolali, GTl Purwodadi, dan GT Sragen Timur.

"Sertifikat laik operasi sudah ada, tinggal menunggu Keputusan Menteri PUPR, kemudian baru bisa operasi. Kemudian akan ditetapkan tarifnya," tutur David. (Yas)

 

2 dari 2 halaman

Jasa Marga Pastikan Jalan Tol Palikanci Mulus Saat Mudik Lebaran

Rest area Km 207 ruas Tol Palikanci (Dok Foto: Ilyas Istianur Praditya/Liputan6.com)

Sebelumnya, PT Jasa Marga (Persero) saat ini tengah melakukan pelapisan ulang menggunakan aspal (overlay) di jalan Tol Palimanan-Kanci (Palikanci). Karena di jalan tol ini ada beberapa titik jalan raya yang berlubang dan tidak rata. Meski demikian, perseroan memastikan perbaikan itu akan rampung sebelum arus mudik Lebaran. 

General Manager Jasa Marga Cabang Purwakarta-Bandung-Cileunyi (Purbaleunyi) dan Palimanan-Kanci (Palikanci) Reza Febriano mengatakan di jalur tol Palikanci memang kondisi tanahnya rawan berlubang.

"Pekerjaan dalam rangka peningkatan pelayanan kita kebut, semaksimal mungkin bisa mengupayakan jalannya mulus, tidak ada lubang dan tidak ada permukaan yang kasar. Kita lagi lakukan perbaikan overlay maksimal H-10 Lebaran dan nanti dilanjutkan lagi H+10 Lebaran," terang dia di Rest Area 207 jalan Tol Palikanci, Cirebon, Jumat (1/6/2018).

Reza juga memastikan H-15 menjelang Lebaran 2018 Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) atau rest area Km 207 Jalur A ruas Tol Palikanci arah Jawa Tengah sudah siap digunakan sesuai dengan strategi yang diterapkan oleh Jasa Marga.

Sebagai salah satu rest area yang cukup krusial dan kerap dikunjungi oleh para pemudik setiap tahunnya, Jasa Marga telah menyiapkan sejumlah upaya dan strategi bagi rest area Km 207 ruas Tol Palikanci agar dapat memberikan pelayanan terbaik, dan mendorong pelaksanaan mudik yang aman, nyaman, dan lancar.

Salah satu strategi yang diterapkan oleh Jasa Marga di rest area Km 207 Ruas Palikanci adalah dengan membuat sistem zoning. Sistem zoning atau manajemen lalu lintas di dalam rest area merupakan upaya yang dilakukan oleh Jasa Marga guna mengantisipasi penumpukan kendaraan di dalam rest area yang dapat membuat antrean kendaraan mengular hingga luar rest area, dan kerap menimbulkan kepadatan di ruas jalan tol.

Reza mengatakan bahwa dengan sistem zoning yang diterapkan di rest area Km 207 ruas Tol Palikanci tersebut, akan dibuat jalur khusus antara kendaraan yang ingin mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM), menuju toilet, atau tempat makan agar arus lalin terdistribusi dengan baik.

"Selain menerapkan sistem zoning, kami juga mengoptimalisasi kapasitas parkir di rest area dengan tidak menambah area komersial di area parkir. Hal tersebut tentu digunakan untuk mengurangi kepadatan di dalam rest area," paparnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya