Kemegahan Bandara Kertajati

Bandara Kertajati menjadi yang terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Soekarno-Hatta.

oleh Edmiraldo Siregar diperbarui 25 Mei 2018, 09:07 WIB
banner Bandara Kertajati (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandara Internasional Jawa Barat atau Bandara Kertajati di Majalengka, 24 mei 2018. Bandara ini, digadang-gadang akan menjadi yang terbaik ke-2 setelah Soekarno-Hatta.

Bandara Kertajati dibangun di atas lahan 1.800 hektare sejak Desember 2015. Nilai proyeknya mencapai Rp 2,6 triliun.

"Ini akan menjadi bandara terbaik kedua setelah Cengkareng. Karena di sini akan jadi aerocity dan juga menjadi hub," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan di Majalengka, 24 Mei 2018.

Tidak hanya itu, dikatakan Luhut, bandara ini akan terkoneksi dengan berbagai infrastruktur transportasi seperti Pelabuhan Patimban, Jalan Tol Cipali dan jalur kereta api.

Selengkapnya seputar Bandara Kertajati dapat dilihat dalam Infografis di bawah ini:

Infografis Bandara Kertajati (Liputan6.com/Abdillah)
2 dari 3 halaman

Grand Opening Juni 2018

Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat. (Dok Kemenhub)

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, Bandara Kertajati diresmikan secara penuh pada Juni 2018.

"Dan nantinya pada minggu ketiga bulan Mei kita bisa soft opening. Upayakan saat penyelenggaraan mudik Lebaran sudah grand opening," ucapnya

3 dari 3 halaman

Peresmian Sempat Molor

Presiden Jokowi menuruni tangga pesawat Kepresidenan saat tiba di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, Kamis (24/5). Pesawat kepresidenan resmi menjadi pesawat pertama yang mendarat bandara tersebut. (Liputan6.com/Pool/Setpres)

 Pembukaan atau peresmian Bandara Kertajati mundur dari 2016 menjadi 2017, lalu mundur lagi menjadi 2018. Bukan tanpa sebab peresmian Bandara Kertajati mundur hingga dua kali.

Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Agus Santoso, menceritakan, semula Bandara Kertajati ini terkatung-katung penyelesaiannya, karena secara konsep keberadaannya menjadi silang pendapat antara perencana kota (city planner) Pemprov Jabar dan pemerintah pusat.

"Dengan jarak sejauh 200-an km dari Jakarta, kemungkinan warga yang selama ini beraktivitas pergi dan datang melalui Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, Banten, tidak akan dengan sukarela sebagian pindah ke arah Timur, yaitu ke Kertajati Jawa Barat," ceritanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya