Perang Dagang AS-China Ditunda Bikin Bursa Asia Melemah

Komentar Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin bahwa perang dagang antara AS dan China yang ditunda, menyemangati para investor di Asia dan Eropa.

oleh Nurmayanti diperbarui 22 Mei 2018, 09:00 WIB
Ilustrasi pasar saham Asia. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Tokyo Bursa Asia melemah berbanding terbalik dengan Wall Street yang justru menguat dipicu meredanya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China baru-baru ini.

Melansir laman CNBC, Selasa (22/5/2018), indeks Nikkei 225 Jepanng melemah 0,1 persen setelah memulai sesi dengan sedikit kenaikan.

Sedangkan indeks Topix tergelincir 0,15 persen, dengan sebagian besar dari 33 subsektor diperdagangkan lebih rendah meskipun produsen baja dan harga minyak mencatat keuntungan.

Di tempat lain, indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,33 persen dipicu penurunan semua subindeks, kecuali sektor energi. Sementara indeks MSCI saham Asia Pasifik di luar Jepang, beringsut naik 0,12 persen.

Adapun perdagangan saham di Hong Kong dan Korea Selatan ditutup pada hari Selasa untuk liburan.

Wall Street sebelumnya ditutup menguat. Kenaikan saham industri mendorong Dow ke penutupan tertinggi dalam dua bulan, setelah AS dan China memutuskan untuk menunda perang dagang di antara keduanya.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 298,2 poin, atau 1,21 persen menjadi 25.013,29. Sementara indeks S & P 500 naik 20,04 poin, atau 0,74 persen, menjadi 2,733,01. Dan Nasdaq Composite bertambah 39,70 poin, atau 0,54 persen, menjadi 7.394,04. 

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pada akhir pekan lalu, menyatakan kedua negara telah menunda kemungkinan terjadinya perang dagang dan setuju untuk mengadakan pembicaraan lebih banyak untuk meningkatkan ekspor AS ke China.

Komentar Mnuchin bahwa perang dagang antara AS dan China yang ditunda, menyemangati para investor di Asia dan Eropa.

 

2 dari 2 halaman

Harga Komoditas dan Mata Uang

Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Di sektor komoditas, harga minyak stabil usai melonjak ke level tertinggi dalam tiga setengah tahun. Pasar khawatir atas sanksi AS yang menargetkan Venezuela menyusul berlangsungnya pemilihan presiden di negara tersebut baru-baru ini, yang hasilnya menuai kritikan.

Harga minyak mentah berjangka AS naik 0,33 persen menjadi US$ 72,48 per barel dan minyak mentah berjangka Brent naik 0,21 persen ke posisi US$ 79,39  per barel.

Sementara indeks dolar, yang melacak mata uang AS terhadap sekeranjang mata uang lainnya, diperdagangkan pada posisi 93,555. Terhadap yen, dolar stabil di 111,01, tetapi masih di atas level 110 pada minggu lalu.

Sementara itu, Euro mendapat penangguhan hukuman setelah terpukul ketidakpastian dalam politik Italia baru-baru ini. Mata uang ini sedikit berubah ke posisi US$ 1,1785.

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya