Ratusan Guru Honorer di Medan Menangis Tuntut Kesejahteraan

Digaji Rp 300-500 ribu per bulan, ratusan guru honorer di Medan, Sumatera Utara, menangis sambil nyanyikan Hymne Guru.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 26 Okt 2017, 07:37 WIB

Fokus, Medan - Ratusan guru honorer kategori II dari enam kabupaten kota di Sumatera Utara, mogok mengajar demi bertemu dengan anggota DPRD dan Gubernur Sumatera Utara di Medan. Mereka mempertanyakan gaji para guru honorer yang berada di bawah standar upah minimum selama belasan tahun mengabdi di dunia pendidikan.

Seperti ditayangkan Fokus Pagi Indosiar, Kamis (26/10/2017), alunan lagu Hymne Guru mengalir bersama air mata para guru berstatus honorer kategori II di depan Gedung DPRD Sumatera Utara, Jalan Imam Bonjol, Rabu siang, 25 Oktober 2017. Gelar 'pahlawan tanpa tanda jasa' bagi para pejuang pendidikan ini dianggap hanya simbol di balik kesulitan yang dihadapi.

Sebagian guru  mengaku hanya memperoleh gaji  antara Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu per bulan. Gaji di bawah standar upah minimum provinsi (UMP) tersebut dinilai tidak setimpal dengan tanggung jawab mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dalam spanduk dan orasinya, para guru honorer menggambarkan suramnya nasib mereka. Mulai tidak mampu mencukupi kebutuhan rumah tangga hingga tidak dapat menyekolahkan anak-anak.

Hingga kini, lebih dari 5 ribu tenaga honorer kategori II di Sumatera Utara, masih menunggu diangkat menjadi aparatur sipil negara.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya