Telkom Utamakan Pemulihan Satelit untuk Perbankan dan Pemerintah

Telkom mempercepat proses pemulihan satelit Telkom 1 untuk perusahaan perbankan hingga broadcasting.

oleh Corry Anestia diperbarui 28 Agu 2017, 16:32 WIB
Dirut Telkom Indonesia Alex J. Sinaga (tengah) memberi keterangan terkait Satelit Telkom 1 di Jakarta, Senin (29/8). Gangguan Satelit Telkom 1 mempengaruhi kinerja layanan komunikasi ke konsumen, termasuk ATM dan siaran TV. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gangguan satelit Telkom 1 sejak Jumat (25/8/2017) lalu membuat sejumlah layanan tak berjalan optimal. Terutama perusahaan perbankan yang menjadi sektor terbesar penyewa jaringan VSAT di satelit Telkom 1.

Direktur Utama Telkom, Alex J Sinaga mengungkap, pihaknya memprioritaskan pemulihan layanan untuk sektor pemerintahan, perbankan, hingga broadcasting. Dalam hal ini, lembaga pemerintah diutamakan untuk keperluan strategis, seperti pelayanan publik/masyarakat.

Sementara, sektor perbankan juga termasuk yang paling terkena dampak gangguan. Berdasarkan laporan, sejumlah jaringan ATM beberapa bank hingga layanan mobile banking lumpuh karena ada anomali yang mengubah pergeseran antena (pointing) satelit Telkom 1.

"Prioritas pemulihan ini dilakukan supaya pelayanan publik tidak terganggu. Demikian pula untuk sektor perbankan dan penyiaran," ungkap Alex saat ditemui usai konferensi pers gangguan layanan satelit Telkom 1 di Jakarta, Senin (28/8/2017).

Adapun tindakan pemulihan yang dilakukan Telkom adalah memigrasi transponder di satelit Telkom 1 ke transponder satelit pengganti, yakni Telkom 2, Telkom 3S, dan satelit asing lainnya sejak 26 Agustus 2017. Kedua, melakukan repointing arah antena VSAT.

Menurut data perusahaan, satelit Telkom 1 memiliki 63 pelanggan, di mana delapan pelanggan di antaranya merupakan penyedia layanan VSAT yang memiliki 12.030 sites. Dengan demikian, total ground segment mencapai 15.000 sites.

"Setiap hari, ada sekitar 1.500 sites yang dipindahkan transpondernya. Kami juga sewa satelit dari Hong Kong dan Tiongkok karena okupansi Telkom 3S sudah mulai terisi. Hingga sekarang, sudah 17 persen proses pemulihannya," tambah Alex.

Anak usaha BUMN ini juga melakukan investigasi secara intensif dengan pabrikan satelit Telkom 1, yakni Lockheed Martin terkait anomali tersebut. Menurutnya, tak tertutup kemungkinan satelit Telkom 1 tidak dapat beroperasi dengan normal kembali.

(Cas/Isk)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya