Liputan6.com, Jakarta: Aksi demo peringatan setahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, berakhir ricuh, Rabu (20/10). Kericuhan bermula ketika aparat kepolisian berupaya membubarkan massa yang sedang berorasi dengan menyemprotkan air dari water cannon. Massa yang marah langsung melakukan perlawanan, bentrok pun tak dapat dihindari.
Petugas pun tak mau kalah, mereka langsung mengambil bambu serta melepaskan tembakan peringatan agar massa tidak bertindak lebih anarkis.
Ribuan massa dari berbagai elemen masyarakat tersebut menganggap pemerintahan SBY-Boediono telah gagal. Mereka menganggap pemerintah tidak dapat menyelesaikan kasus besar terutama terkait kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan penyelesaian bidang ekonomi masyarakat.
Hingga kini aparat masih terus berupaya menenangkan massa agar kondisi lebih kondusif. Petugas juga telah mengamankan beberapa orang yang dianggap sebagai provokator.(APY/ANS)
Petugas pun tak mau kalah, mereka langsung mengambil bambu serta melepaskan tembakan peringatan agar massa tidak bertindak lebih anarkis.
Ribuan massa dari berbagai elemen masyarakat tersebut menganggap pemerintahan SBY-Boediono telah gagal. Mereka menganggap pemerintah tidak dapat menyelesaikan kasus besar terutama terkait kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan penyelesaian bidang ekonomi masyarakat.
Hingga kini aparat masih terus berupaya menenangkan massa agar kondisi lebih kondusif. Petugas juga telah mengamankan beberapa orang yang dianggap sebagai provokator.(APY/ANS)
