Cerita Megawati soal Pancasila dan Pesan Sukarno

Sebelum ditunjuk menjadi Kepala UKP Pancasila, Megawati sempat ditanya oleh Presiden Jokowi.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 22 Jun 2017, 08:14 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi melantik 9 Dewan Pengarah dan Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) termasuk Megawati Soekarnoputri (Liputan6.com/Ahmad Romadoni)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri terpilih menjadi Ketua Dewan Pengarah dan Kepala Unit Kerja Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP). Sebelum ditunjuk, Megawati sempat ditanya oleh Presiden Jokowi.

"Saat seluruh pengurus UKP-PIP dilantik, Presiden bertanya pada saya, 'Ibu, ndakpapa (tidak apa-apa) kalau jadi pengarah unit?" cerita Megawati dalam acara Haul ke-47 Bung Karno di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu 21 Juni 2017 malam.

Ia lantas menjawab kesediaannya menduduki posisi tersebut. Bagi Ketua Umum PDIP ini, demi Pancasila, ia rela menjadi apa saja.

"Buat Pancasila, saya ditaruh di mana saja saya berterima kasih," kata dia.

Kemudian, Megawati menceritakan pesan yang disampaikan Sukarno atau Bung Karno. Ia mengatakan, sang ayah berpesan agar jika menjadi seorang pemimpin harus memperhatikan setiap body language atau bahasa tubuh.

"Saya sangat prihatin setelah Bung Karno itu dilengserkan. Padahal ayah saya dulu bilang begini, 'kalau kamu mau menjadi seorang pemimpin, kamu harus melihat bagaimana gesture, kalau sekarang body language, seorang pemimpin itu jadi kenapa? Alis kamu, kamu angkat saja itu bisa diamati ke bawah, ke akar rumput dengan versi yang berbeda'," ucap Mega.

Yang dimaksud Megawati adalah jika menjadi pemimpin itu harus hati-hati.

"Jadi harus hati-hati menjadi seorang pemimpin. Jangan membawa rakyatnya ini ke dalam sebuah kancah yang akan mengakibatkan justru kekerasan dan kesedihan," jelas Megawati.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya