Beri Pinjaman, Pupuk Indonesia Rilis Obligasi Rp 3,6 Triliun

PT Pupuk Indonesia akan menerbitkan obligasi dengan penawaran umum berkelanjutan sebesar Rp 10 triliun.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 12 Jun 2017, 21:30 WIB
Peserta mengikuti cara berinvestasi Mandiri Skuritas di Bursa Efek Jakarta, Selasa (17/11). Mandiri Sekuritas terus mendorong pertumbuhan jumlah investor pasar modal di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pupuk Indonesia menerbitkan surat utang atau obligasi sebanyak-banyaknya Rp 3,6 triliun melalui Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) I Tahap I Tahun 2017. Penerbitan obligasi merupakan bagian dari PUB dengan total Rp 10 triliun.

Demikian mengutip keterangan tertulis, Senin (12/6/2017). Obligasi ini terbagi menjadi dua seri, yakni Seri A bertenor 3 tahun dan Seri B bertenor 7 tahun. Rencananya, pembayaran bunga akan dilakukan tiap 3 bulan (triwulan). Surat utang ini tanpa jaminan (clean basis)  tapi mendapat peringkat AAA dari Fitch Ratings.

Dalam hal ini, perseroan menunjuk PT Bahana Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Sementara PT Bank Mega Tbk bertindak sebagai wali amanat.

Rencananya, dana obligasi ini akan digunakan untuk melunasi obligasi I Pupuk Indonesia tahun 2014 Seri A sebanyak 16 persen. Sisanya, 84 persen dialokasikan untuk pinjaman kepada PT Pupuk Sriwidjaja Palembang yang merupakan anak usaha perseroan.

Due diligence meeting dan public expose akan dilaksanakan 12 Juni 2017. Masa penawaran awal (book building) berlangsung pada 12-20 Juni 2017.

Pernyataan efektif Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan terbit pada 23 Juni 2017. Sehingga, penawaran umum bakal berlangsung pada 4-7 Juli 2017 dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 13 Juli 2017.

Untuk diketahui, perseroan perseroan membukukan pendapatan sebanyak Rp 64,16 triliun pada tahun 2016 atau turun dibanding tahun sebelumnya Rp 66,23 triliun. Laba kotor naik menjadi Rp 12,19 triliun dari Rp 12,07 triliun.

Laba usaha meningkat jadi Rp 7,66 triliun dari Rp 6,62 triliun. Sementara laba tahun berjalan tumbuh menjadi Rp 3,52 triliun dari Rp 3,39 triliun.

 

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya