Harus Ada Terobosan Buat Garap Potensi Kelautan US$ 1,3 Triliun

Jokowi memandang bahwa pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi (iptek) dan riset di sektor kelautan dan perikanan sangat perlu.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 04 Mei 2017, 13:15 WIB
Jokowi memandang bahwa pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi (Iptek) dan riset di sektor kelautan dan perikanan sangat perlu.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) di sektor kelautan dan perikanan untuk membuat terobosan. Hal tersebut perlu untuk mengembangkan potensi yang nilainya hingga ribuan triliun yang ada di sektor tersebut.

Jokowi mengatakan, potensi ekonomi di sektor kelautan dan perikanan di Indonesia mencapai US$ 1,33 triliun atau lebih dari Rp 17 ribu triliun (estimasi kurs 13.200 per dolar AS).

Dengan potensi yang sangat besar tersebut, Jokowi melihat jika pengelolaan sektor kelautan dan perikanan masih sangat monoton dan melanjutkan rutinitas sebelumnya maka potensi tersebut tak bakal terbangun.

"Jangan harap angka ini bisa kita dapatkan, 10 persen saja sudah bagus, Ini pekerjaan besar, potensinya ada," jelas Presiden Jokowi dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Bidang Kemaritiman Tahun 2017 dengan tema "Dari Sumpah Palapa hingga Nawacita", Jakarta, Kamis (4/5/2017).

Oleh karena itu, , Jokowi memandang bahwa pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi (iptek) dan riset di sektor kelautan dan perikanan sangat perlu.

"Berkaitan dengan iptek dan riset di kelautan dan perikanan, ini juga sudah berpuluh tahun tidak pernah fokus di sini. Ini saya minta jadi perhatian dan betul-betul dilakukan," ujar Jokowi.

Ia menambahkan, pengembangan riset di sektor kelautan dan perikanan diperlukan agar mengetahui potensi sumber daya alam laut Indonesia. Dengan mengetahui potensi sumber daya alam laut Indonesia sehingga tahu strategi yang dikerjakan untuk meningkatkan manfaat di sektor kelautan dan perikanan.

"Nelayan jangan terus diajak bekerja dengan pola lama. Harus berani loncat ke dunia yang lain. Sudah beberapa puluh tahun kita berurusan dengan cantrang. Setiap tahun urusan cantrang tidak ada habisnya. Sehingga melupakan strategi besar yang memiliki nilai tambah yang lebih baik," kata Jokowi. (Yas/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya