APBN Naik Dua Kali Lipat, Tapi Tak Banyak Berdampak ke Ekonomi

Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 terus menjadi fokus perhatian pemerintah

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 05 Apr 2017, 12:38 WIB
Ilustrasi APBN

Liputan6.com, Jakarta Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 terus menjadi fokus perhatian pemerintah. Alasannya anggaran negara mengalami peningkatan setiap tahun, namun dampaknya terhadap perekonomian kurang maksimal. Diduga ada kesalahan dalam penggunaan APBN.

Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution usai melantik pejabat eselon II di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (5/4/2017).

"Presiden, Wakil Presiden seringkali mengkritik diri sendiri, pemerintahan. Bahwa dalam 10 tahun terakhir, APBN naik lebih dari dua kali lipat tapi dampaknya ke ekonomi, jangankan dua kali lipat, tetap segitu saja," kata Darmin.

Dia menduga ada kesalahan dalam pengelolaan APBN sehingga APBN yang saat ini menembus Rp 2.000 triliun itu belum secara maksimal mencapai tujuan bernegara, menciptakan masyarakat yang adil dan makmur, mengurangi kesenjangan, pengangguran, dan kemiskinan.

"Mesti ada yang salah dan kita harus mencari cara memperbaikinya," tegas Mantan Gubernur Bank Indonesia itu.

Darmin mengamati, birokrasi di Indonesia saat ini semakin menjadi profesional dalam pengelolaan proyek. Pernyataan tersebut dituangkannya dalam program pemerataan ekonomi.

"Kenapa APBN naik dua kali lipat, tapi dampaknya tidak banyak karena kita kerjanya menciptakan proyek-proyek dan belanja barang. Setelah itu, kita jadi sinterklas membagi-baginya (proyek) ke rakyat," tegasnya.

Dirinya mengatakan, rakyat bukanlah objek. Pemerintah, sambungnya lebih baik mengembangkan industri dan pasar. Sebagai contoh persoalan bibit tanaman. Menurut Darmin, pemerintah tidak perlu jor-joran memberikan bibit kepada masyarakat. Cukup sekali dua kali, kemudian mengembangkan penelitian.

"Kalau mau membantu rakyat, kasih saja voucher 50 persen, jangan 100 persen, supaya rakyat berpikir. Rakyat kan bukan orang bodoh, pasti dia akan memilih bibit mana yang bagus untuk sawahnya, karena hidup dia ada di situ. Jadi jangan kita sibuk bagi-bagi atau bikin proyek," harapnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya