Pengunjung Blok M Square akan Tetap Ramai Meski Ada Lift Jatuh

Kecelakaan lift jatuh dari lantai 7 terjadi di pusat perbelanjaan Blok M Square, Jakarta Selatan kemarin (17/7/2017).

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 18 Mar 2017, 12:36 WIB
Garis polisi terpasang di depan lift yang terjatuh ke lantai dasar dari lantai 7 Blok M Square, Jakarta Selatan, Jumat (17/3). Saat ini pihak kepolisian tengah melakukan olah tempat kejadian perkara. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta Kecelakaan lift jatuh dari lantai 7 terjadi di pusat perbelanjaan Blok M Square, Jakarta Selatan kemarin (17/7/2017). Sedikitnya 24 orang menjadi korban dari tragedi ini. Pasca peristiwa tersebut, apakah mengurangi jumlah kunjungan masyarakat ke Blok M Square?

Ketua DPD Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Ellen Hidayat mengungkapkan, pengaruh kecelakan jatuhnya lift di Blok M Square tidak serta merta menurunkan jumlah kunjungan. Pusat perbelanjaan tersebut selama ini cukup ramai didatangi masyarakat.

"Bisa ada sih penurunan, tapi kalaupun turun tidak signifikan Apalagi kan Blok M ini ramai terus. Orang Indonesia mah baik, cepat lupa dengan kejadian," kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Sabtu (18/3/2017).

Menurutnya, pihak pengelola pusat perbelanjaan Blok M Square pasti segera bertindak atas peristiwa itu. Tentu utamanya menyelamatkan para korban yang luka maupun trauma atas kejadian ini. "Pasti dibiayai lah korbannya," Ellen menuturkan.

Terkait dengan peristiwa nahas ini, Ellen sebagai pengurus asosiasi pusat perbelanjaan mengaku belum bisa memberikan informasi detail karena dari pihak pengelola maupun aparat kepolisian tengah melakukan pemeriksaan lebih jauh.

Akan tetapi dia menduga bahwa lift diisi sebanyak 24 sampai 25 orang sudah mencapai kapasitas berlebih. Idealnya lift menampung 19 sampai 20 orang. Jadi, sambung Ellen, terkesan dipaksakan.

"Kami belum bisa bicara banyak, masih menunggu kabar dari pengelola Blok M karena mereka kan anggota kami juga. Kami juga ingin tahu penyebabnya supaya sharing sesama anggota, kenapa bisa begini, begitu," jelas dia.

Menurut Ellen, kejadian ini merupakan pelajaran bagi pengelola pusat perbelanjaan untuk lebih ketat menerapkan standar keamanan dan keselamatan pengunjung. Diantaranya rutin melakukan pengecekan dan perawatan lift maupun yang lainnya yang menelan biaya operasional cukup besar.

"Pusat belanja kan umumnya harus menjaga keamanan, keselamatan, kenyamanan pengunjung karena ini berpengaruh ke nama baik dan kesuksesan pusat belanja itu sendiri. Penting juga ada penjaga lift seperti di mal menengah ke atas, biarpun pengelola harus mengeluarkan biaya lagi, tapi lebih aman," paparnya.

Edukasi kepada masyarakat pun sangat penting supaya bersabar antre apabila kapasitas lift sudah penuh. "Budayakan antre, jangan sudah penuh memaksa tetap masuk ke lift. Sabar saja nunggu, karena ini kan untuk keselamatan bersama," harap Ellen.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya