Bali Kerahkan 30 Dokter Hewan Tangani Babi

Sebanyak 30 dokter hewan yang tersebar di masing-masing kecamatan di Kabupaten Badung, Bali, diintensifkan untuk menangani kesehatan babi

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 15 Mar 2017, 09:45 WIB
Sebanyak 30 dokter hewan yang tersebar di masing-masing kecamatan di Kabupaten Badung, Bali, diintensifkan untuk menangani kesehatan babi

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 30 dokter hewan yang tersebar di masing-masing kecamatan di Kabupaten Badung, Bali, diintensifkan untuk menangani kesehatan babi agar tidak menularkan penyakit meningitis streptococcus suis (MSS) atau meningitis babi.

"Puluhan dokter hewan yang dikerahkan Dinas Pertanian dan Pangan Badung ini bertugas untuk melakukan pembinaan dan penyuluhan dienam kecamatan," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, I.G.A Sudaratmaja di Mangupura, seperti dikutip dari Antara, Rabu (15/3/2017).

Peran dokter hewan, selain mencegah penyebaran penyakit zoonosis (penularan dari hewan kepada hewan lainnya) pada satwa babi, juga untuk menyosialisasikan kepada masyarakat agar secara rutin membersihkan kandangnya.

Sudaratmaja juga menegaskan, dokter hewan yang dikerahkan dalam menangani kasus ini nantinya juga bertugas melakukan pengambilan sampel darah dari hewan babi untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Sebelumnya petugas sudah mengambil sampel empat ekor babi yang dipelihara peternak di Banjar Tanggayuda, Desa Bongkasa, Badung untuk dilakukan pemeriksaan," katanya.

Ia mengatakan, pemeriksaan sampel darah hewan tersebut dilakukan di Banjar Tanggayuda, Desa Bongkasa karena babi yang diduga terjangkit MSS dalam kondisi hidup dikirim dari daerah itu menuju ke Desa Sibang untuk dilakukan pemotongan.

"Petugas kami hanya baru mengambil beberapa ekor sampel darah babi yang ada di daerah setempat, karena diduga menjadi penyebab penyakit tersebut dan mewakili asal hewan babi yang dipotong di Desa Sibang," ujar Sudaratmaja.

Sudartmaja mengklaim, dari hasil pemeriksaan laboratorium hasil pemeriksaan darah babi di daerah itu secara keseluruhan negatif atau terbebas dari bakteri MSS.

Selain itu, pihaknya juga sudah memberikan surat edaran kepada kepala desa se-Kabupaten Badung untuk melakukan pencegahan penyakit ini. "Upaya ini kita lakukan sebagai bentuk Komunikasi, Indormasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat di Badung," katanya.

Ia menerangkan, isi surat edaran tersebut terkait mendorong masyarakat yang memelihara ternak babi agar rutin menjaga kebersihan kandang babi tersebut, menjaga kebersihan ternak, memotong ternak di Rumah Potong Hewan yang telah disiapkan pemerintah.

"Isi surat edaran itu juga mengimbau kepada masyarakat agar mengolah daging babi secara higenis. Selain itu, menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tidak resah atau khawatir mengonsumsi daging babi.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya