Debat Djarot dan Sandiaga Uno Terkait Transportasi Jakarta

Sandi menjawab, yang pihaknya kejar adalah efek kejut. Sebab, kebijakan yang akan ia terapkan tersebut tak ubahnya sebuah gerakan.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 13 Jan 2017, 21:41 WIB
Cagub DKI Jakarta nomor 1 Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana, nomor 2 Basuki T Purnama-Djarot Saiful Hidayat, dan nomor 3 Anies Baswedan-Sandiaga Uno menyanyikan lagu Indonesia Raya saat debat Cagub DKI-Jakarta, Jumat (13/1). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Debat kandidat calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta memasuki sesi saling serang alias saling bertanya. Tema kali adalah soal transportasi di Ibu Kota Jakarta yang jauh dari kemacetan.

Salah satu poin yang ditanyakan cawagub DKI Jakarta nomor urut 2 Djarot Saiful Hidayat adalah soal pembatasan mobil mewah. Jika kebijakan itu diterapkan, ia menduga mobil murah yang tidak ramah lingkungan yang akan meramaikan jalan-jalan ibu kota.

"Apakah bisa mengurai kemacetan," tanya Djarot dalam debat perdana pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Jumat (13/1/2017) malam.

Pertanyaan itu ditujukan kepada cawagub DKI Jakarta nomor urut 3 Sandiaga Uno. Sandi menjawab, yang pihaknya kejar adalah efek kejut. Sebab, kebijakan yang akan ia terapkan tersebut tak ubahnya sebuah gerakan.

"Jadi kalau selebriti, pengusaha, kalau pejabat, naik kendaraan umum itu dalam rangka membangun. Kita ingin mengubah pola pikir, yang selama ini kelas menengah membawa mobil pribadi, beralih ke kendaraan umum. Leading memberikan contoh, memimpin dengan memberikan contoh," terang Sandi.

Djarot menimpali, sistem transportasi yang dibangun dirinya dengan Ahok adalah dengan sistem subsidi silang. Pihaknya juga sudah menerapkan kendaraan massal yang murah.

"Lansia (naik bus) gratis, hasil dari apa yang kita lakukan untuk transportasi. Kalau orang kaya masuk, kita terapkan jalan berbayar," tegas dia lagi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya