Di Minangkabau, Ibu Hamil yang Tinggal di Pegunungan Kurang Zinc

Ibu hamil yang tinggal di Minangkabau, Sumatera Barat di area pegunungan minim kandungan seng dalam tubuhnya.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 04 Jan 2017, 18:46 WIB
Ibu hamil di Minangkabau di daerah pegunungan masih minim kandungan seng di dalam tubuh.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi terbaru Idral Purnakarya, 37 tahun, dari Fakultas Kedokteran UI Salemba bagian Ilmu Gizi menemukan, ibu hamil di Minangkabau, Sumatera Barat, khususnya yang tinggal di daerah pegunungan mengalami kekurangan asupan zat seng (zinc) pada tubuh.

Padahal kandungan seng yang serupa dengan zat besi untuk pembentukan DNA janin harus terus dikonsumsi ibu hamil. Zinc, yang diperoleh dari protein hewani berupa makanan laut dikonsumsi minim dibanding protein nabati.

Jumlah konsumsi protein hewani per hari sebanyak 14 gram/kapita/hari, sedangkan protein nabati 24 gram/kapita/hari. Konsumsi protein hewani masih rendah sesuai indeks Angka Kecukupan Gizi (AKG). Berdasarkan indeks AKG tahun 2014, minimal konsumsi protein hewani sebanyak  40 gram, sedangkan protein nabati sebanyak 50 gram.

Hasil studi tersebut dipengaruhi faktor letak geografis. Ibu hamil yang tinggal di pegunungan memiliki akses terbatas dan jauh dari pantai. Berbeda dengan ibu hamil yang tinggal di pesisir pantai, mereka lebih banyak mengonsumsi makanan laut.

"Selain itu, ibu hamil juga banyak mengonsumsi makanan tradisional yang mengandung gula dan tepung terigu. Seng menjadi berkurang kalau dikonsumsi secara bersamaan," kata Idral saat promosi gelar doktor di Fakultas Kedokteran UI Salemba, Rabu (4/1/2017).

2 dari 2 halaman

Faktor lainnya

Faktor lainnya

Penelitian menemukan, kandungan seng pada ibu hamil cenderung menurun pada trimester pertama sampai ketiga. Selain letak geografis, faktor pendidikan yang minim juga berpengaruh besar.

Pendidikan dasar yang kurang dengan pendapatan rumah tangga yang rendah membuat konsumsi protein hewani kurang tercukupi.

Ibu hamil yang berpendidikan tinggi lebih paham soal kecukupan gizi dan nutrisi bagi janin dibanding ibu hamil yang hanya berpendidikan dasar.

(Depan: ketiga dari kiri) Idral Purnakarya dari Fakultas Kedokteran UI Salemba bagian Ilmu Gizi (Foto: Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono)

Pendidikan itulah yang memberikan pengaruh pada pendapatan rumah tangga dan pekerjaan. Mereka lebih mudah memiliki akses mengonsumsi makanan protein hewani.

Penelitian ini dilakukan Idral dengan pengumpulan data dari bulan April sampai Juni 2015.

Studi diikuti 360 ibu hamil yang tinggal di Minangkabau, Sumatera Barat, yang rata-rata berusia 29,3 tahun (paling muda berusia 15 tahun dan paling tua berusia 42 tahun).Usia kandungan yang diteliti mencakup trimester kedua dan trimester ketiga.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya