Mengejutkan, Terungkap Kenapa Manusia Tak Punya Tulang Penis

Matilda Brindle mengatakan bahwa salah satu alasan manusia kehilangan tulang penis mereka karena manusia tidak berhubungan seks terlalu lama

oleh Sulung Lahitani diperbarui 15 Des 2016, 19:30 WIB
Matilda Brindle mengatakan bahwa salah satu alasan manusia kehilangan tulang penis mereka karena manusia tidak berhubungan seks terlalu lama.

Liputan6.com, Jakarta - Tidak seperti simpanse, beruang, dan kebanyakan mamalia lainnya, manusia tidak memiliki tulang penis. Menurut penelitian terbaru dari Universitas College di London, tulang penis atau baculum, pertama kali berevolusi pada mamalia sekitar 95-145 juta tahun yang lalu.

Matilda Brindle mengatakan bahwa salah satu alasan manusia kehilangan tulang penis mereka karena manusia tidak berhubungan seks terlalu lama.

"Dahulu, baik nenek moyang primata maupun karnivora memiliki Baculum. Anehnya, manusia adalah salah satu dari beberapa primata yang tidak memiliki hal tersebut," ujar Matilda seperti dikutip dari The Independent, Kamis (15/12/2016).

Primata yang kawin (berhubungan seksual) selama tiga menit atau lebih, cenderung memiliki tulang penis. Hal ini berbeda dengan primata yang persetubuhannya di bawah tiga menit.

"Durasi intromisson atau persetubuhan pada manusia cenderung berada di bawah dua menit, hal ini tidak disadari banyak orang," kata Matilda lagi.

Sebaliknya, aye-aye, lemur, bersetubuh dengan durasi sekitar satu jam pada satu waktu dan memiliki baculum yang sangat panjang.

Matilda menambahkan lagi, tulang penis juga ditemukan pada spesies dengan sistem perkawinan poligami dan musim kawin.

"Pada sistem perkawinan poligami, beberapa laki-laki dan beberapa perempuan, kesemuanya kawin satu sama lain. Hal itu tidak terjadi pada manusia yang monogami."

Alasan lain, kurangnya baculum pada manusia adalah bahwa sistem perkawinan manusia berlangsung sepanjangg tahun dan kurang kompetitif dibanding hewan lainnya.

Simpanse misalnya, hanya berhubungan seks selama sekitar tujuh detik pada satu waktu. Mereka memiliki baculum yang sangat kecil namun memiliki testis yang sangat besar, seukuran dengan otak mereka.

Testis yang besar menunjukkan kinerja otak yang menuntut testis unutk menghasilkan banyak sperma agar bisa kawin dengan beberapa betina.

"Testis manusia sedikit lebih kecil yang menunjukkan kita tidak memiliki alasan kuat bagi para laki-laki untuk kawin dengan beberapa betina pada saat yang sama," tutup Matilda.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya