Abdul Munir Sempat Salat Sebelum Tumpangi Pesawat Polri Jatuh

Sessy terkejut dan panik saat mendengar kabar pesawat Polri yang ditumpangi suaminya hilang kontak. Dia tak tahu apa yang harus dilakukan.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 04 Des 2016, 20:22 WIB
(Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Tangsel - AKP Abdul Munir, korban jatuhnya pesawat Polri di perairan Kepulauan Riau, meninggalkan rumahnya di Villa Pamulang Kluster Parangtritis Pamulang Kota Tangerang Selatan, sekitar pukul 05.00 WIB pada Sabtu 3 Desember 2016.

Menurut istri Munir, Sessy Aryanthi, suaminya sempat salat subuh sebelum meninggalkan rumahnya.

"Jam lima lewat setelah salat subuh bapak pamit, kemungkinan terbang dari Polisi Udara Pondok Cabe sekitar jam enam pagi," ujar Sessy, saat ditemui di kediamannya, Minggu (4/11/2016).

Sessy juga sempat mengirimkan pesan melalui WhatsApp sekitar pukul 7.30 WIB, untuk menanyakan lokasi suaminya. Namun, saat itu pesan yang dikirimkan melalui media sosial itu belum sempat diterima sang suami.

Barulah sekitar pukul 08.30 WIB, pesan Sessy dibalas suaminya. "Dia mengabari kalau sudah sampai transit di Babel (Bangka Belitung)," kenang dia.

Setelah itu, Sessy sama sekali tak mendapatkan kabar lebih lanjut suaminya. Justru, tiba-tiba grup di WhatsApp ramai membicarakan kabar pesawat Polri jatuh.

"Kalau ada kecelakaan pesawat suami saya," kata dia dengan nada bergetar menahan tangis.

Sessy pun terkejut dan panik, tidak mengerti harus menghubungi siapa dan bagaimana. Dia akhirnya hanya mengandalkan informasi di media sosial.

"Ternyata, berita kalau Pak Munir hilang kontak," kata wanita berhijab itu.

Sessy akhirnya memantau perkembangan kabar hilangnya pesawat Polri tersebut melalui televisi.

Pesawat Polri hilang kontak di perairan Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, Sabut kemarin, 3 Desember 2016. Sebanyak 13 polisi menumpangi pesawat jenis Skytruck P 4201 itu, termasuk lima awak. Proses pencarian masih terus dilakukan hingga saat ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya