Donald Trump Jadi Presiden, Pendukung Riuh Depan Markas Republik

Saat Donald Trump menjadi presiden AS, media-media dari seluruh negeri segera memenuhi markas pengusaha properti tersebut.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 09 Nov 2016, 20:36 WIB
Presiden ke-45 AS Donald Trump didampingi keluarga menyampaikan pidato kemenangan di hadapan para pendukungnya di Manhattan, New York Rabu (9/11). Trump unggul cukup jauh atas pesaingnya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton. (REUTERS/Brendan McDermid)

Liputan6.com, New York - Donald Trump menang, ia akhirnya terpilih menjadi presiden baru Amerika Serikat. Kemenangan ini disambut riuh oleh pendukungnya.

Pantauan Liputan6.com, Kamis (9/11/2016), terlihat ratusan orang berkumpul di depan Hotel Hilton di Times Square, New York. Tempat tersebut merupakan markas pemenangan Capres Donald Trump.

Teriakan, "Trump, Trump, Trump dan USA, USA, USA," menggema di depan tersebut.

Tak hanya berteriak sebagai ekspresi gembira, para pendukung Trump terlihat membawa spanduk bertuliskan Make America Great Again dan Bendera Amerika Serikat.

Bukan cuma meneriakkan dukungan, beberapa kata makian juga terdengar ditujukan kepada lawan dari Donald Trump, Hillary Clinton.

Selain itu, di depan markas pemenangan tersebut dipenuhi media-media dari seluruh negeri.

Karena ramainya jalan, kepolisian New York terlihat berjaga ketat di daerah tersebut. Bahkan, beberapa blok menuju ke tempat tersebut sampai ditutup.

Kemenangan Bersejarah

Donald Trump mengklaim telah memenangkan 288 electoral votes, unggul dari Hillary Clinton, 215 pada pemilu AS kali ini.

Kemenangan Donald Trump ini menjadi yang paling bersejarah, karena baru kali ini presiden berhasil unggul hanya dalam electoral votes.

Kemenangannya melawan Hillary Clinton mengakhiri delapan tahun dominasi Partai Demokrat di Gedung Putih serta bakal menghancurkan legacy Presiden Barack Obama.

Trump berjanji akan mengganti kebijakan kesehatan Obama, mengubah perjanjian nuklir dengan Iran serta perdagangan dengan Meksiko dan Kanada.

Partai Republik menghancurkan dinding Demokrat dengan unggul di negara bagian Pennsylvania dan Wisconsin, negara-negara yang tidak memilih calon presiden Partai Republik sejak 1800. Saat itu pertarungan antara Thomas Jefferson melawan John Adams.

Donald Trump jadi presiden karena menang hampir semua negara medan pertempuran kompetitif, dan ia tidak hanya itu, mengklaim Florida, Ohio, North Carolina dan lain-lain.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya