Ahok: KJP Lebih Dahsyat dari BLT

BLT adalah program milik SBY yang akan dihidupkan lagi oleh Agus Yudhoyono jika dia terpilih jadi Gubernur DKI Jakarta.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 01 Nov 2016, 18:11 WIB
Jokowi yang berpasangan dengan JK terpilih menjadi Presiden dan wakil Presiden. Maka Ahok secara peraturan naik menjadi Gubernur (Dok.Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta petahana Basuki Tjahaja Purnama menyebut jika Kartu Jakarta pintar (KJP) lebih dahsyat dibanding Bantuan Langsung Tunai (BLT).

BLT adalah program milik Presiden ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono yang akan kembali dihidupkan oleh putra sulungnya Agus Harimurti Yudhoyono jika dia terpilih jadi Gubernur DKI Jakarta.

"Dari dulu saya katakan, rakyat memang perlu dikasih BLT. Tapi yang bersifat mendidik. Misalnya BLT dulu jamannya Pak SBY Rp 150 ribu toh, itu arah sasaran semua kita bisa berdebat," ujar Ahok di rumah Lembang, Jakarta Pusat, Selasa (1/11/2016).

Menurut Ahok, contoh bantuan yang baik dan lebih dahsyat dari BLT adalah Kartu Jakarta Pintar (KJP).

"BLT kami lebih dasyat sebetulnya. BLT kami, 1 KJP itu Rp 650 ribu sebulan. Kalau punya 3 anak Rp 1,8 juta. Saya kira yang memberikan BLT itu paling besar ya selama masa saya dan Pak Jokowi," ucap Ahok.

Bahkan sekarang, kata Ahok, Presiden Jokowi telah memberikan bantuan untuk membeli beras miskin dengan transfer langsung kepada masyarakat kurang mampu.

"Bisa seperti BLT. Tapi BLT siapa yang tanggungjawab hanya untuk beli beras. Jadi kita bukan bagi-bagi uang, kita musti ingat, sila ke-5 Pancasila itu keadilan sosial, bukan bantuan sosial," tambah Ahok.

Menurut Ahok, bantuan ke rakyat miskin bukan hanya masalah uang. Melainkan ada bantuan beras murah, daging murah dan biaya sekolah.

"Jadi kita harus mendidik, mengedukasi. Kita bantu rakyat miskin enggak? Bantu. Beli daging sapi berapa? Rp 35 ribu sekilo pakai KJP. Anak yang mau kuliah bantu berapa? Rp 18 juta satu anak. Bukan bagi-bagi uang, kayak jaman pak SBY, saya kurang setuju," Ahok memungkas.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya